Lihat ke Halaman Asli

Arlini

Menulis berarti menjaga ingatan. Menulis berarti menabung nilai kebaikan. Menulis untuk menyebar kebaikan

Ramadan 1442 H Berkesan, Kronologi Kabar Kehamilan Ektopik, Operasi, hingga Pemulihan

Diperbarui: 20 Mei 2021   22:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok. pribadi (penampakan hari ke dua pasca operasi)

 

Ramadhan-ku tahun ini punya cerita berbeda. Tak seperti bulan Ramadhan lalu dimana aku bisa puasa full kecuali datang bulan. Bulan Ramadhan ini puasaku tak sampai seminggu, hanya 6 hari.

Pada hari ke tujuh Ramadhan, tepatnya saat aku salat Ashar rakaat ke tiga, tiba -- tiba perutku terasa mulas. Mirip gejala datang bulan. Ada sensasi basah juga di pakaian dalam. Sempat ku berpikir haid datang. Meski bukan tanggalnya, karena sudah telat sekitar 15 hari.

Tapi aku masih ragu. Pasalnya sensasi pakaian dalam yang basah beberapa hari lalu juga terjadi. Rupanya hanya perasaanku saja, tidak basah. Jadi aku memutuskan menyempurnakan salat ashar saat itu. Selesai salat kupastikan apakah aku haid. Ternyata aku tidak haid.

Lalu aku langsung duduk di ranjang. Perlahan rasa sakit itu bertambah. Kram bercampur kembung. Perutku terasa makin ketat. Akupun segera minta air hangat ke suami. Terpaksa membatalkan puasa.

Selesai minum air hangat keadaan belum membaik. Aku lanjut makan quaker oat. Lalu minum jahe hangat. Rasa itu masih belum reda. Aku minta suami membelikan obat pereda kembung. Di malam hari pasca minum obat itu aku buang angin dan BAB.

Kembali dari kamar mandi, setengah rasa kembung di perutku hilang. Akupun berangkat tidur. Sekitar jam 2 dini hari aku terbangun dan merasakan perutku kembali penuh angin. Rasa mendesak ingin buang air. Kejadian yang sama terulang, selesai dari kamar mandi setengah rasa kembung di perutku hilang.

Setelah tidur kembali aku terbangun lagi satu setengah jam kemudian dan merasakan hal yang sama. Perutku penuh angin. Aku bergegas ke kamar mandi. Disana kulihat noda merah kehitaman di pakaian dalamku. Aku berpikir kalau itu pertanda haid. Jadi hari itu aku tidak puasa. Semampunya kusiapkan menu sahur suamiku.

Lalu akupun sarapan dan minum air jahe campur jeruk nipis dan madu. Setelah itu minum obat pereda kembung yang masih tersisa. Kembung diperutku belum juga reda. Aku coba cari tahu di internet cara-cara meredakan perut kembung. Salah satu yang termudah adalah melakukan olahraga ringan yakni jalan kali selama beberapa menit. Yoga juga bisa.

Akupun melakukan keduanya. Aku bolak balik berjalan kaki di dalam rumah sekitar 15 menit, dilanjutkan melakukan gerakan yoga khusus meredakan perut kembung. Aku beberapa kali buang angin. Lumayan juga rasanya. Perut kembung agak berkurang. Namun hingga siang aku belum benar-benar lega.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline