Lihat ke Halaman Asli

Serangan Teroris di Mabes Polri Jakarta Selatan

Diperbarui: 18 Oktober 2021   22:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Terorisme adalah perbuatan yang menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan yang menimbulkan suasana teror atau rasa takut secara meluas, yang dapat menimbulkan korban yang bersifat massal, dan menimbulkan kerusakan atau kehancuran terhadap objek vital strategis, lingkungan hidup, fasilitas publik, atau fasilitas internasional dengan motif ideologi, politik, atau gangguan keamanan.

Memberikan rasa takut di tengah masyarakat merupakan tujuan utama dari aksi teror yang mereka lakukan, mereka biasanya melakukan hal tersebut untuk kepentingan kelompok jaringan terorisme yang mereka ikuti. Umumnya para pelaku aksi teror berusaha memberikan serangan yang mendadak yang sifatnya mengejutkan sehingga tidak ada kesempatan untuk korban membela diri.

Ketua Badan Penanggulangan Ekstrimisme dan Terorisme MUI yang juga Kaprodi Kajian Terorisme Muhammad Syauqillah menjelaskan bahwa, teroris yang muncul di Indonesia belakangan ini terjadi atas dua pola, yaitu berbentuk jaringan seperti Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang satu rumpun dengan ISIS, dan berbentuk metode ‘lone wolf’ atau yang bergerak sendiri.

Pada bulan Maret 2021, media massa Indonesia digemparkan oleh sebuah berita mengenai seorang terduga teroris berupaya melakukan penyerangan di Mabes Polri Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pada Rabu, 31 Maret 2021, sekitar pukul 16.30 WIB. Polisi menyebutkan bahwa aksi teror tersebut dilakukan oleh seorang perempuan berusia 25 tahun berinisial ZA, berasal dari Ciracas, Jakarta Timur yang merupakan ‘lone wolf’ dan berideologi radikal ISIS. Polisi menemukan bendera ISIS dan tulisan terkait bagaimana perjuangan jihad di Instagram milik ZA. Polisi juga menemukan postingan ZA yang di upload 21 jam sebelum ZA melakukan aksi terornya.

Sebelum aksi teror ini terjadi, polisi sudah mendapatkan rentetan teror secara langsung maupun tidak langsung di markasnya sendiri. Contoh serangan teror secara langsung, seperti serangan di Karanganyar yang terjadi pada 2020 lalu dengan bentuk aksi teror bom bunuh diri yang juga terjadi di Polrestabes Medan, Polrestabes Surabaya, Polresta Surakarta, dan kerusuhan di Mako Brimob Depok. Untuk serangan teror secara tidak langsung dilakukan dengan cara mengirim pesan berantai yang beredar melalui aplikasi WhatsApp.

Mabes Polri Kebayoran Baru, Jakarta Selatan diserang oleh terduga teroris pada Rabu, 31 Maret 2021 sekitar pukul 16.30 WIB yang terekam oleh kamera CCTV dan kamera ponsel. Kejadian ini terjadi setelah polisi menangkap setidaknya 15 orang terduga teroris di sejumlah wilayah, tidak lama setelah serangan bom bunuh diri Gereja Katedral di Makassar pada Minggu, 28 Maret 2021. Dilihat dari rekaman CCTV perempuan berinisial ZA tampak berjalan dari arah pintu masuk pejalan kaki Mabes Polri, yang memang diperuntukkan untuk umum.

ZA mengenakan baju berwarna hitam dan kerudung berwarna biru. ZA juga terlihat membawa sebuah map berwarna kuning dan membawa sebuah tas. ZA berjalan mendekati pos jaga, lalu sempat menanyakan lokasi kantor pos pelayanan kepada salah satu anggota polisi, dan polisi tersebut memberi tahu lokasi kantor pos pelayanan yang dimaksud oleh ZA. Setelah polisi memberi tahu, ZA langsung meninggalkan pos penjaga. 

Beberapa menit kemudian ZA kembali lagi ke pos jaga, lalu ZA terlihat menodongkan sebuah senjata kepada polisi yang berada di dalam pos jaga. Menurut Kapolri, ZA melakukan penembakan sebanyak enam kali. Tembakan tersebut mengarah dua kali ke anggota polisi yang berada di dalam pos, dua kali di luar pos jaga, dan melepaskan dua kali tembakan lagi kepada anggota yang ada di belakangnya.

Setelah ZA melakukan aksinya, polisi kemudian melakukan tindak tegas dan terukur, lalu terduga pelaku dinyatakan tewas ditembak mati oleh aparat kepolisian. Polisi menemukan KTP pelaku dan terungkap pelaku berinisial ZA bernama lengkap Zakiyah Aini, berumur 25 tahun dan berasal dari Ciracas, Jakarta Timur. Berdasarkan hasil temuan polisi, terungkap bahwa Zakiyah merupakan teroris tipe ‘lone wolf’ dan berideologi ISIS, dibuktikan dengan postingan instagram Zakiyah yang terlihat adanya bendera  ISIS. Menurut keterangan polisi, Zakiyah adalah mahasiswa di salah satu kampus dan di drop-out dari kampus tersebut pada semester lima.

Jenazah Zakiyah dilarikan ke Rumah Sakit Polri Keramat Jati, Jakarta Timur sekitar pukul 19.15 WIB setelah ditembak oleh polisi. Wakil Kepala Rumah Sakit Polri Keramat Jati Jakarta Timur, Kombes Umarshahab mengatakan bahwa, penyebab kematian terduga teroris Zakiyah Aini (25) akibat luka tembak di bagian jantung, lalu hasil otopsi langsung diberikan ke penyidik. Setelah proses otopsi dan pemeriksaan DNA selesai, jenazah kemudian diserahkan kepada pihak keluarga.

Jenazah Zakiyah langsung dimakamkan tanpa dibawa ke rumah duka terlebih dahulu. Zakiyah di makamkan di salah satu unit islam TPU Pondok Ranggon. Zakiyah dimakamkan pada hari Kamis, 01 April 2021 sekitar pukul 01.00 WIB. Proses pemakaman juga difasilitasi oleh penyidik Polda Metro Jaya. Pemakaman Zakiyah dihadiri oleh kedua orang tua Zakiyah dan anggota keluarga lain, di antaranya yaitu kakak kandung Zakiyah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline