Lihat ke Halaman Asli

Masa Depan Hijau bersama BPDPKS: Memajukan Energi Terbarukan dan Meningkatkan Penerimaan Negara

Diperbarui: 22 Oktober 2024   17:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kelapa sawit menjadi salah satu komponen penting dalam memajukan energi terbarukan guna mencapai net zero emission tahun 2060 di Indonesia. Hal ini dikarenakan minyak kelapa sawit memiliki kecenderungan yang lebih berkelanjutan dibandingkan minyak nabati lainnya karena memiliki keunggulan produktivitas tinggi, menghasilkan emisi lebih rendah, dan memperbesar penyerapan karbon. Melalui peran BPDPKS dan kondisi agraris Indonesia sebagai penghasil kelapa sawit terbesar di dunia, menjadikan kelapa sawit sebagai komponen utama dalam memajukan energi terbarukan dan meningkatkan penerimaan negara. Terbukti dengan pencapaian industri kelapa sawit dalam keberhasilan mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 24,6 juta ton CO2 pada tahun 2021 dan kontribusinya terhadap PDB nasional sebesar 3,5% pada tahun 2023. Hal ini sejalan dengan tujuan utama dari BPDPKS dalam mendukung pengembangan kelapa sawit yang berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Peran strategis BPDPKS

BPDPKS merupakan lembaga pemerintahan di Indonesia yang bertanggung jawab atas pengelolaan dana perkebunan kelapa sawit guna mendukung keberlanjutan industri kelapa sawit baik dari sisi lingkungan maupun ekonomi. Melalui sektor lingkungan, BPDPKS memiliki peranan penting dalam memajukan energi terbarukan dengan mengurangi ketergantungan pada bahan fosil melalui program utamanya yaitu pengembangan biodiesel guna mendukung berjalannya program B30. Program B30 bertujuan untuk mendukung penggunaan biodiesel dengan campuran 30% biodiesel dan 70% bahan bakar solar. Dengan adanya program B30 ini, permintaan kelapa sawit akan mengalami peningkatan, emisi CO2 akan mengalami pengurangan, dan mendorong kemandirian energi dengan adanya pengurangan ketergantungan impor pada bahan bakar fosil. Terhitung sampai tahun 2021, program ini telah berhasil menyalurkan volume biodiesel sebesar 9,02 juta kiloliter sehingga dapat menghemat devisa sekitar 64,45 trilliun.

Melalui sektor ekonomi, BPDPKS memiliki peranan penting dalam meningkatkan penerimaan negara melalui implementasi program pengembangan industri hilir kelapa sawit yang telah menghasilkan lebih dari 179 produk hilir. Pengembangan industri hilir kelapa sawit ini tidak hanya menjadikan kelapa sawit sebagai komoditas utama, tetapi juga mengembangkan produk turunan kelapa sawit menjadi produk lain seperti kosmetik, pakaian, pasta gigi, sabun, shampo, lemak coklat, fatty acid, surfactant, dll. Program pengembangan industri hilirisasi juga telah berhasil mengekspor 58% produk kelapa sawit dan turunannya ke 160 lebih negara. Sehingga hal ini membuat industri kelapa sawit memberikan kontribusi dalam APBN 2023 sebesar 88 triliun dengan rincian penerimaan dari sektor pajak sebesar 50,2 triliun, PNBP sebesar 32,4 triliun, dan bea keluar sebesar 6,1 triliun.

Selain program pengembangan industri hilir kelapa sawit, BPDPKS juga melaksanakan program Pekan Riset Indonesia dengan melibatkan pelaku industri dan mahasiswa guna mendorong riset-riset yang dapat meningkatkan nilai tambah dan inovasi produk hilir. Selain itu, BPDPKS juga melaksanakan program peremajaan sawit rakyat yang bertujuan untuk mendukung petani dalam mengganti tanaman kelapa sawit tua dengan bibit yang lebih produktif. Melalui program-program tersebut, industri kelapa sawit telah berhasil melibatkan 2,4 juta petani swadaya dan 26 juta tenaga kerja sehingga dapat mendorong PDB di sektor perkebunan sebesar 3,5% pada tahun 2023.

Peluang dan Tantangan Industri Kelapa Sawit di Indonesia

Peran BPDPKS dalam pengembangan biodiesel memberikan peluang dalam mencapai target net zero emission tahun 2060 dan mengurangi ketergantungan pada pasar tradisional sehingga industri yang ada dapat stabil dan berkembang. Industri kelapa sawit akan membuka peluang ekspor baru dan meningkatkan konsumsi domestik. Peluang yang menjanjikan tersebut tidak lepas dari tantangan yang harus dihadapi agar eksistensi industri kelapa sawit tetap terjaga. Perubahan harga minyak sawit bisa menjadi tantangan yang harus dihadapi oleh BPDPKS. Untuk itu, pengelolaan dana dari hasil pengembangan industri hilir kelapa sawit oleh BPDPKS harus dapat dimanfaatkan lebih optimal dalam pengembangan biodiesel, replanting, dan peningkatan kapasitas industri. Kapasitas industri juga harus ditingkatkan melalui inovasi produk-produk baru yang dapat meningkatkan permintaan terhadap produk hilir. Selain itu, BPDPKS dapat memberikan insentif kepada petani dan industri dengan tujuan menjaga kestabilan harga dan memastikan kesejahteraan petani, BPDPKS juga harus bisa melakukan promosi untuk meningkatkan penjualan produk hilir ke sektor internasional dengan menekankan kualitas dan keberlanjutan produksi produk hilir. Melalui program-program strategis seperti pengembangan biodiesel dan integrasi dengan energi terbarukan, BPDPKS memiliki peran krusial dalam menunjukkan bahwa Indonesia dapat maju dengan cara yang lebih berkelanjutan. Dengan demikian, penerimaan negara dapat diasosiasikan langsung dengan kestabilan ekonomi dan kinerja lingkungan yang baik. Artinya, masa depan hijau bukan hanya mimpi, tapi rencana nyata yang sedang dilaksanakan hari ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline