Lihat ke Halaman Asli

TNI Potong Pipa Konsentrat Freeport

Diperbarui: 25 Juni 2015   23:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bulutangkis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Vladislav Vasnetsov

Gelora konflik di PT. freeport Papua tak menyurut sekelompok keamanan turud terlibat dalam aksi dengan berbagai cara. Bila selama ini media maupun publik hanya dihibur dengan reaksi protes para buruh perusahaan yang menuntut kenaikan gaji, ternyata juga hal yang memalukan terjadi dalam dugaan kita semala ini. Polisi setelah mendapat dana pengamanan, justru membuat suatu sentimen datang dari kubu keamanan negara yang lain.

Aktivitas pemotongan pipa konsentrat dari grasberg dan tembagapura ke pelabuhan porsite di laut Arafuru, diduga dilakukan oleh Tentara Nasional Indonesia, seperti yang diungkap warga pendulang, bahwa yang potong itu tentara mereka jadi kami hanya bayar mereka seketika kami dulang dari pipa itu. Pemotongan pipa mengakibatkan aktivitas konsentrat yang dikirim via pipa dari tembagapura ke porsite terganggu bahkan lumpuh. Pipa sepanjang enam ( 6 ) meter dan 1 meter di beberapa mile areal pipa.

MetroTV: Headline News, 7'11'11..Jam 19:00 wib. Direktur PT Freeport Indonesia, Sinta Sirait : Sejak tgal 22 Oktober "11, PTFI telah lumpuh total akibat mogok karyawan yang membuat produksi kosentrat menurun menjadi 0/ tidak berproduksi sama sekali. Selain itu juga pipa2 jalur kosentrat (Hasil tambang cair) diputus oleh orang2 tak dikenal. sehingga pendapatan FI/hr $18jt diantaranya $8jt pajak Negara tidak bisa terbayarkan". Pertanyaannya: Sejak awal mogok karyawan PTFI, seluruh personel TNI/POLRI telah dikerahkan melakukan pagar betis di seluruh areal PTFI lalu mengapa bisa terjadi Kecolongan???

Reportase dari lapangan, pipa yang putus terdapat diantaranya; pos penjagaan dekat porsite, Mile-27, 32, 50, 62 dan 64 terowongan. Secara bergiliran, rangkaian pemutusan pipa dengan cara gergaji listrik tersebut dilakukan semenjak pemogokan pekerja freeport bulan juli silam. Namun, publik hanya mengetahui hanya ada pemotongan pipa di mile 32.  Apakah rangkaian pemotongan pipa tersebut merupakan politik kamtibmas sebagai black propaganda untuk mengalihkan isu pemogokan pekerja disaat ini atau memang persoalan lain?.

Siapa Penembak Jitu di Areal Freeport?

Kecepatan kendaraan di jalan freeport, rata-rata 80-100 kilometer per jam. Sekencang itu mobil lari, tetapi kenapa dari beberapa kasus penembakan justru mengenai sasaran, terutama para sopir atau penumpang lainnya. Ini aneh, bila sering polisi atau TNI menyebutnya OPM yang nembak, sangat naif karena TPN tidak punya keahlian memenbak sejitu itu. Lagi pula, keahlian TPN soal teknologi persenjataan kurang baik, sebab belum pernah ada literatur yang menunjukan ada pelatihan senjata OPM yang dilatih oleh ahli pengendali senjata. Nah, TNI/POLRI sudah pasti ahli menguasai persenjataan karena selalu disediakan secara hukum untuk melatih prajurit memegang senjata.

Tuduhan yang dangkal seketika disebut bahwa masyarakat yang potong pipa, itu tidak benar. Karena sepanjang jalan aliran konsontrat via pipa dijaga pihak keamanan freeport, maka itu sangat mustahil ada keberanian mengergaji pipa dari kaum awam yang tidak terlatih. Sarat kepentingan, soal keamanan freeport sekarang. Satu soal dari sekian persoalan yang terjadi di freeport akhir-akhir ini maupun selama ini. Bagi masyarakat awam di Timika, insiden penembakan maupun pemotongan pipa sudah sering dilakukan oleh pihak keamanan sendiri, dengan tujuan jatah pengamanan aset vital negara terus dinaikan. Sekelumit persoalan sekarang, tentu mengganggu produksi freeport.

Segudang aktivitas aparat teritorial ( struktur teritorial militer RI ) disinyalir sebagai biang kerok kekerasan yang bertubi-tubi menimpa freeport. Maka itu, hanya freeport saja yang bisa menertibkan mereka yang bikin onar tersebut. Diawal penembakan freeport, sudah ada indikasi oknum diserse kopasus yang terlibat, namun sampai detik sekarang belum juga diamputasi. Memang prahara konflik pengamanan objek vital freeport, bisa menjadi masukan bagi perbaikan penegakan hukum di masa yang akan datang.

Freeport produksi emas jadi di tempat

Bila selama ini emas yang belum membentuk emas dan tembaga, dikirim via pipa konsentrat lalu dileburkan di pelabuhan porsite. Namun, akinat pemotogan pipa dan blokade jalur transportasi itu, PT. Freeport kemudian membuat prosen peleburan konsentrat langsung di areal grasber maupun tembagapura. Tengki emas dan tembaga langsung dibakar untuk menjadi emas dan tembaga murni.

Terputusnya pipa di beberapa titik diatas, tentunya menghalangi suplai konstentrat, namun perusahaan se-kaliber mc mooran tidak kehabisan akal untuk suplai bahan jadi. Helipad milik freeport yang diharapkan bisa mengangkut cadangan hasil olahan, tak bisa beroperasi karena habisnya avtur dan lapangan penerbangan diblokade. Freeport sudah parah, tetapi manajemen dan pihak pemerintah belum mampu menyelesaikan masalah internal perusahaan. Klausula kontrak asing memang bikin tidak berdaya negara, apalagi warga Papua sebagai pihak yang punya tempat tentunya lebih parah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline