Insiden freeport di Papua sekarang mengundang simpati dari bebragai pihak. Tidak saja dari kalangan aktivis di Indonesia dan Papua, tetapi sudah meluas ke negara-negara lain. Adalah Aktivis Occupy Phoenix dan ETTAN datangai kantor pusat freeport mc moran di Arizona, negara bagian Amerika Serikat, 28 Oktober 2011. Demo tersebut dilangsungkan dihalaman depan kantor freeport dengan membawa sejumlah poster dan tuntutan mereka. Bebragai perwakilan aktivis yang datang pun menyampaikan protes terkait insiden pembunuhan yang terjadi di freeport Timika Papua.
Demo menuntut upah dari para pekerja freeport sekarang, yang sudah dilangsungkan selama dua bulan terakhir ini ( Oktober-November 2011 ) belum juga ada titik terang. Seperti banyak pemain juga, kasus freeport kemudian menjadi gunjangan para pihak ( pemerintah ) yang lamban menjawab tuntutan pekerja. Kelalaian pemerintah disinyalir terjadi akibat tumpang tindih kewenangan dalam mengatasi gejolak pertambangan. Jika selama ini freeport lebih dominan berkoordinasi dengan kementrian ESDM saol pajak dan bea lainnya, saat pemogokan berlangsung, nampak sekali kebingunan dikalangan pemerintah. ESDM, Kemenakertrans, Meneg BUMN pun tak kunjung silih berganti mengeluarkan statemen. Namun yang terjadi adalah, masyarakat terhibur dengan junta kata-kata penyelesaian dari pemerintah. Sang presiden pun tidak tinggal diam. Sebelum menggelar rapat kabinet terbatas dengan sejumlah mentri di istana negara, presiden Susilo Bambang Yudhoyono berbicara bahwa dia telah memerintahkan mentri Energi dan sumber daya mineral untuk mengkaji ulang kontrak karya. Sampai menakertrans mengatakan bahwa renegosiasi kontrak freeport dilaksanakan pada bulan Desember 2011.
Ketidak jelasan penyelesaian masalah freeport berujung pada persepsi bahwa negara lari dari pertambangan asing. Padahal, perusahaan asing beroperasi di Indonesia terikat dengan peraturan hukum negara bersangkutan. Lah, trus kenapa takut mengatur problem pertambangan dengan undanga-undang yang ada. Sampai-sampai negara hanya mengandalkan operasi militer sebagai tulang punggung mengatasi gejolak pertambangan. Ini memang mengerikan sekali bahkan nyaris terjadi berulang kali.
Freeport malu dong kamu " Shame On You Freeport ". salah satu tulisan poster yang dibawa para aktivis pemerhati perjuangan buruh dan anti kekerasan, dibawa para aktivis didepan kantor utama freeport di Arizona. Mereka juga mengatakan bahwa freeport membunuh para pekerja sejak tahun 1917 hingga sekarang. Freeport murdering miners on strike since 1917 . Tidak jauh beda dengan tuntan pejuang di Indonesia, demo tersebut juga menuntut freeport hentikan pemberian uang kepada aparat polisi untuk membunuh rakyat dan para pekerja ( freeport stop paying indonesian police to kill ).
Kasus freeport didalam negeri belum melibatkan para akademisi, berbeda dengan luar negeri justru melibatkan para peneliti dari berbagai kampus dalam menyuarakan kasus yang terjadi di Indonesia seperti masalah freeport sekarang. Menurut penuturan wawancara salah satu peserta aksi, Mr. Chris Lundry, profesor riset di Universitas Arizona mengemukakaan didepan kantor pusat freeport mc moran bahwa; masalah freeport di Papua menjadi penting di saat situasi sekarang. ini langkah yang baik untuk situasi seperti ini ( krisis ekonomi global ). Bagaimanapun freeport di Papua tidak membuat keadaan lebih baik. Mereka mengeksploitasi orang-orang Papua, melanggar HAM dan sialannya pemerintah Indonesia membiarkan ini terjadi. Lanjut Mr. Lundry lagi, Freeport seharusnya bekerja lebih baik menghentikan eksploitasi di papua dan memulihkan keadaan menjadi lebih baik. Senada dengan rekan-rekannya yang turut berdemo, seorang perempuan bule yang juga aktivis pada asosiasi Timor dan Indonesia, Elizabeth Venable/East Timor and Indonesian Action Network mengatakan hal yang sama bahwa sangat menarik apa yg dilakukan freeport. Perusahaan tersebut membayar uang perlindungan kepada polisi ( protect money ), baginya ini tindakan berbahaya.
Berbeda dengan demonstrasi di Papua yang selalu berhadapan dengan pihak keamanan lalu berujung bentrok, demo di Arizona, seperti video youtube, nampak para pendemo jalan bolak balik dan melingkar di seputar halaman depan pintu masuk kantor perusahaan freeport yang bermarkas di Arizona itu. Nampak juga poster berisi pesan solidaritas dari pekerja buruh dunia kepada apa yang diperjuangkan rekannya di Papua. Seperti diangkat oleh USW ( United Steell Worker/serikat pekerja tambang ) menyerukan kepada freeport menghentikan pembunuhan. Freeport mc moorant mines blood "freeport mc moorant tambang berdarah", freeport mc moran murders the 99% - freeport mc moran 99 persen pembunuh.
Belajar dari demonstrasi Arizona, satu hal yang pelu dipetik bahwa para demonstran lebih menganggap PT. Freeport sebagai biang kerok pembunuhan berdarah yang berujung pada pelanggaran HAM, bahkan situasi krisis ekonomi dunia sekarang justru bagi mereka akan lebih baik dengan mengerjakan perbaikan ekonomi pertambangan di dunia. Lebih patut lagi dipelajari, segala kasus pemberian uang kepada polisi atau semcamnya, semuanya ulah sang freeport. Kalau di Indonesia, kita marah polisi, padahal polisi juga dapat mandat dari freeport. Mulailah sekarang, nyanyikan lagu secara bersama-sama, nyanyikan segala persoalan itu biang keroknya hanyalah FREEPORT. Go to hell Freeport!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H