Meski mulai memasuki masa endemi, namun kegiatan webinar masih dilaksanakan oleh sebagian pihak. Hal ini guna memudahkan penyebaran informasi yang menjangkau pemirsa secara lebih luas.
YouTube Pustaka Digital
Bagi pembelajar, termasuk saya, tentu kehadiran platform siaran langsung sangat bermanfaat dalam proses transfer ilmu pengetahuan. Kegiatan menimba ilmu kini makin mudah, tanpa perlu menyematkan istilah 'menuntut' sebelum kata 'ilmu'.
Selama memiliki kuota internet atau memperoleh akses jaringan nirkabel, kita jadikan YouTube sebagai pustaka digital paling besar di jagat maya. Membentangkan berbagai disiplin ilmu serta beragam topik, tiap kanal menyediakan apapun sumber informasi yang dibutuhkan para pembelajar.
Di era digital, kita makin dimanjakan sarana dokumentasi yang nyaris tidak menyisakan bentuk fisik. Kawans juga menyadari laptop kini tidak lagi memberikan slot untuk pemutar kepingan disket. Berkas dokumen pun bisa kita akses kapan saja karena ia tersimpan di awan.
Sejak pandemi, tambah dua lagi sarana kegiatan yang digelar di YouTube, yakni webinar dan podcast. Begitu banyak informasi bernilai yang berserakan di beranda YouTube untuk kita serap dan terapkan. Sudah tidak ada alasan lagi kesulitan mencari rujukan atau referensi dalam membuat tulisan atau menyusun laporan.
Hanya saja, tantangan yang mengemuka, salahsatunya ketika kita ingin mengalihkan konten menjadi tulisan dan artikel. Panjangnya durasi webinar atau bejibunnya video presentasi menarik di YouTube, membuat saya malas duluan untuk mengetik poin simpulan. Apalagi jika kadang informasi penting sering menyelip di tengah durasi yang luput dari catatan pendek kita. Andai saya bisa memperoleh transkripsi utuh yang lengkap untuk saya bisa pick and choose mana saja yang dibutuhkan.
Bisa saja sih, kalau mau gampang, tinggal pakai peranti lunak pengubah video ke teks. Tapi kan mereka cuma menyediakan trial dengan menit yang terbatas, selebihnya ya berbayar. Bayar pakai kartu kredit pula, dan belum ada pilihan pembayaran yang lain. Atau kita pakai carai lain, yakni mengunduh aplikasi Transkripsi Instan dari Research at Google. Ya lumayanlah, dengan segala keterbatasannya, aplikasi itu cukup memudahkan proses transkripsi.
Pertanyaannya kemudian, adakah versi desktop dari aplikasi Transkripsi Instan? Saya tidak tahu apakah keduanya berhubungan, fitur Dikte di Google Dokumen ternyata bisa menjalankan fungsi yang sama dengan Transkripsi Instan. Caranya, cukup pilih tempelate Resume, lalu pilih menu Alat, kemudian ketuk fitur Dikte. Fitur yang punya ikon mikropon ini juga bisa diaktifkan dengan menekan Ctrl + Shift + S.
Selanjutnya, sandingkan Google Dokumen ber-tempelate Resume dan fitur Dikte dengan video sasaran. Putar video dan aktifkan fitur Dikte di lembar Resume yang sudah dikosongkan. Duduk santai, dan biarkan Google Document + Dikte mengetik otomatis tiap suara yang ia dengar.