Saya suka berburu barang bekas terutama buku dan mainan. Suatu kegiatan pria paruh baya yang merawat jiwa nostalgianya. Pertimbangan harga membuat saya memilih beli buku bekas. Yang asli ya, bukan bajakan.
Dari Toko Fisik ke Toko Online
Dulu, sebelum marak marketplace, saya sering mengunjungi toko buku bekas. Tipsnya satu. Jangan pernah menargetkan judul tertentu ketika ke toko buku seken.
Kita tidak pernah tahu harta karun yang bakal kita temukan di sana. Lagipula, bila kita mencari buku spesifik sedari awal, jika tersedia, penjual cenderung menaikkan harganya... hehehe
Namun, saran ini kurang relevan ketika kita berburu buku seken di marketplace. Fitur filter pencarian memudahkan kita memperoleh barang secara spesifik, mulai judul buku, impor atau terjemahan, rentang harga, hingga diskon.
Tanpa harus keluar rumah, sambil leyeh-leyeh di kamar, kita bisa "mengunjungi" lebih dari tiga toko buku sekaligus.
Masukkan produk ke daftar keinginan (wishlist) bila belum bisa (biasanya karena kendala bujet :p) membeli barang tersebut.
Tapi, risikonya, produk incaran kita itu bisa sold out jika kalah gercep. Di situ muncul penyesalan. Apalagi jika buku incaran itu termasuk judul yang langka, baik di di pasaran buku seken maupun baru.
Silih berganti suka dan duka berburu buku impor seken di marketplace. Namun, kali ini saya ingin berbagi pengalaman menyenangkan bagi pemburu buku seken ekonomis seperti saya semringah selalu. Berikut tiga cerita di antaranya...
1. Buku klasik seken cukup ditebus ceban