Ada siapa dibalik eksekusi suaka 42 warga Papua ke Australia pertengahan tahun 2006 silam. Ada siapa dibalik bentrokan Lapangan Trikora Abepura berdarah. Siapa juga yang melakukan misi freedom frotilla dari Australia ke Merauke Papua. Organisasi penggerak aksi-aksi tersebut rupanya dibeking oleh kerjasama intelejend Indonesia dengan Australia.
West Papua National Authoriti (WPNA) yang di kepalai oleh Yakop Rumbiak, kerap bikin pusing pemerintah Indonesia dengan aksi-aksi separatis. Padahal, seluruh kejadian tersebut hanyalah rekayasa. Bukanlah murni perjuangan pembebasan Papua Barat, seperti yang selama ini publik dibuat geram oleh eksen mereka.
Herannya, tiap kali aksi-aksi mereka, seakan heboh. Entah karena merupakan agen Badan Intelejend Negara, pura-pura saja bikin pengalihan isu sistematis, dengan maksud tidak jelas. Tapi, sayangnya, banyak warga sipil menjadi korban kebiadapan orang-orang yang menyandera isu politik Papua itu. Sebut saja, suaka politik ke Australi, malah sebagian dari mereka yang kesana, nasibnya tidak jelas.
Lalu, kongres III Papua di lapangan trikora Abepura Papua yang berakhir dengan penyisiran aparat berujung pada korban berjatuhan. Belum lagi, aksi mereka menggunakan kapal dari Australia ke Papua dengan misi freedom frotila.
Organisasi siluman mengatasnamakan diri sebagai organisasi Papua Merdeka itu kerap mereka bikin kegiatan/aksi yang kemudian mengancam eksistensi negara sendiri.
Sehubungan dengan jelang KTT Pemimpim MSG pertengahan Februari 2014 ini, kepala Misi WPNCL, Andy Ajamiseba bersama Wakil Ketua WPNCL Jhon O. Ondawame mengadakan rapat bersama dengan special envoy for decolonisation sekaligus anggota MSG Eminent Persons dari Vanuatu, Hon. Joe Natuman, tentang rencana pelaksanaan MSG Foreign Minister Meeting untuk melaporkan hasil kunjungan mereka di papua barat kepada MSG Leaders.
Dan sesuai keputusan bahwa MSG Foreign Minister Meeting akan di laksanakan pada Tanggal 23-28 Februari 2014. Dan dari pertemuan tersebut menurut Tuan. Andy Ajamiseba bahwa ada indikasi Aplikasi WPNCL akan di tolak dengan alasan bahwa banyaknya organisasi-organisasi perjuangan yang belum bersatu.
Aksi-aksi WPNA menggalang dukungan dari negara-negara MSG, tercium sudah. Andy Ajamiseba seketika rapat dengan pihak Vanuatu, dia dihubungi via telepon oleh Perdana Menteri Vanuatu, Hon. Moana Carcasses Calosil dan memberitahukan bahwa Menteri Luar Negara Republik Federasi Papua Barat, Tuan Jacob Rumbiak ingin bertemu dirinya hari senin, 3 February 2014 dan memohon Tuan Andy A, untuk memberikan latar belakang dari Menlu NRFPB Jacob Rumbiak, dan Tuan. Andy menjelaskan bahwa Menlu Jacob Rumbiak adalah seorang Agen RI yang mengunjungi Jakarta dan menerima uang dari Jakarta sebesar USD.18.000,- dan misinya adalah untuk menggagalkan palikasi WPNCL kemudian PM Hon. Moana C. Calosil menjanjikan bahwa ini akan menjadi pertemuan terakhir kalinya bagi Menlu NRFPB untuk bisa bertemu.