Lihat ke Halaman Asli

Diplomasi Capres dalam Globalisasi

Diperbarui: 20 Juni 2015   02:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1403466418339257013


Globalisasi adalah ruang global, setiap negara dituntut mengaplikasikannya. Hubungan luar negeri penting untuk membawa suatu negara kepada ranah pasar bebas. Karena globalisasi pula, kehidupan suatu negara mengacu pada jalan ini, berupa kebijakan baik dalam maupun luar negeri.

Bagaimana otonomi khusus sebagai alat menyamakan derajad hidup orang Papua sederajad dengan saudara mereka di nusantara. Sama halnya, globalisasi memacu negara berkembang agar nyambung/sinkron dengan berbagainkepentingan negara satu dengan lainnya.

Pada debat capres tahap ke tiga, KPU mengajukan problem diplomasi sebagai bahan demi menggali apa saja kebijakan para capres kelak terpilih. Tanpa bermaksud mengebiri ide-ide para capres, mari simak petikan judul yang dilansir media kompas.com dan uraian singkat dari debat capres minggu 22 Juni 2014 yang ditulis dari funpage penulis. Uraian ini lebih mengarah pada tantangan Indonesia melalui calon presiden saat ini dalam menghadapi arus global.

1403467087414543275

14034671221092643490

Diatas poin-poin penting diplomasi capres 2014. Dibawah ini sesi tanya jawab

14034673301651395912



1403467395743426209

14034674481910977204


1403467698536460343

1403467721103658680

1403467745572059517

1403467770661193512

1403467800914743274

Dari sikap mereka diatas, gambaran diplomasi indonesia kedepan dalam membawa indonesia kepada globalisasi dunia/asian, tak ada perubahan berarti baik strategi maupun upaya strategis.

1. Tak ada gagasan soal zona dagang regional antar negara. Semisal, kawasan pasifik membentuk Melanesian Spearhead Groub. Kawasan Afrika punya Uni Afrika. Kawasan Amerika Latin punya ALBA. Selama ini pemerintah Indonesia hanya ikut rame saja di zona dagang bentukan Amerika, tanpa punya gebrakan sendiro.
2. Zona dagang antar regional (rumpun) sebagai pedoman internal dalam mengisi laju globalisasi, baik dunia maupun asian. Sekalgus mewukudkan misi berdikari.
3. Pasar bebas Asian, seperti yang telah berjalan, pada tahun 2015 mendatang, Amerika masuk ke Pasifik maupun Asian, dengan mengusung Trans Parthership Agreement. Satu hubungan dagang yang lebih spesifik dari APEC, WTO, G7. Indonesia tentu masuk kesana.
Visi-misi capres soal hubungan luar negeri sebagai ketahanan negara tak akan mengarah kepada kedaulatan bangsa ini karena, capres saat ini hanya sebatas meramu dan menjual indonesia yang seksi dari berbagai hal untuk diperdagangkan kepada sistem pasar bentukan asing.
Beli ini itu, iklankan atau promosi ini itu, baik dari segi pertahanan keamanan maupun ekonomi. Slogan maritim atau slogan macan asia, hanya retorika belaka, karena kita tak punya kekuasaan baik secara politis maupun ekonomi dari gerbong pasar bebas diatas.
Ketika pemerintah Indonesia beri dukungan penuh ke Palestina sebagai negara merdeka penuh, posisi Indonesia hanya sebatas ikut meramaikan saja karena Dewan Keamanan PBB yang punya hak veto soal status Palestina.
Artinya apa? Kita hanya jadi penggembira diluar gedung selama ini. Ini juga prilaku negara semenjak menerima globalisasi hanya ikut-ikutan dan bukan sebagai pelaku apalagi pengendali.
Silahkan membaca berita debat dan topik apa saja yang menjadi visi-misi capres di kompas.com sesuai judul masing-masing.

14034693411199128987

14034693681719734541







BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline