Lihat ke Halaman Asli

Ketika Jurnalis AS Tantang Prabowo

Diperbarui: 18 Juni 2015   08:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Tentang eksploitasi AS atas Indonesia dan isu kontrak tambang, "Jenderal Prabowo, maukah Anda bergabung dengan saya untuk menyerukan pengusiran Freeport McMoRan dari Indonesia?" "Jenderal Prabowo, maukah Anda bergabung dengan saya untuk menyerukan agar Presiden AS dibawa ke pengadilan?"

Pertanyaan menantang yang dilontarkan jurnalis sekelas Alan Nairn asal Amerika Serikat kepada Capres 2014 Prabowo Subianto, terkait, tuduhan yang dialamatkan kepada dirinya menyebar berita bohong soal wawancara dirinya dengan capres yang diusung koalisi merah putih.

Dalam publikasi testimoni yang kemudian membuat blunder dirinya dikecam para pendukung capres, Allan Nair mengurai sosok Prabowo dari hasil wawancaranya. Antara lain wawancara terkait dengan masalah Timor Leste dan pandangan terhadap Mantan Presiden RI, Abdurahman Wahid (Bapak Segala Bangsa). Pada tulisan terbaru yang menantang Prabowo untuk 3 hal, Allan mengatakan dia bersedia maju ke pengadilan untuk membuktikan testimoninya.

Jurnalis kawakan asal AS tersbut memang fenomenal. Dia dikenal karena kasus Timor Leste, Kasus Papua dan kini kasus Prabowo secara pribadi. Selain itu, pengakuan pribadi bahwa dirinya kerap menentang pemerintah negaranya karena kebijakan negara adidaya itu yang mengabaikan aspek HAM dan demokrasi.

Soal tudingan bahwa Nairn bekerja sama dengan AS, jurnalis penyabet sejumlah penghargaan ini menilai hal tersebut adalah sesuatu yang lucu. "Orang yang familiar dengan pekerjaan saya tahu bahwa saya adalah penentang AS dan kepentingan korporasi AS," tulis dia. "Satu dari kritik utama saya terhadap AS dalam 40 tahun terakhir adalah tentang praktik mereka mengeksploitasi dan membunuh rakyat miskin di seluruh dunia, termasuk di Indonesia," kata Nairn. Bahkan, kata Nairn, dia telah menyerukan agar setiap Presiden AS yang masih hidup diadili dan dipenjara karena telah menyeponsori pasukan untuk membunuh masyarakat sipil. "Satu dari banyak pasukan yang dibekingi oleh AS yang membunuh warga sipil adalah TNI, dan Jenderal Prabowo dulu adalah anak didik yang paling dekat dengan AS di TNI (Prabowo menggambarkan dirinya kepada saya sebagai anak kesayangan Amerika)," kata Nairn.

Peran Allan Nairn di Indonesia

Akhir-akhir ini, jelang pilpres, berbagai dokumen rahasia militer keluar ke publik. Mulai dari keputusan DKP hingga Kepres pemberhentian Prabowo. Konsumsi publik pun kian terbuka dengan dokumen rahasia. Sebagian orang mungkin kaget, pilu atau merasa harkat dan martabat institusi tertentu diremehkan. Tapi, kebocoran arsip rahasia bukan baru terjadi saat pilpres ini. Dokumen rahasia operasi kopasus di Papua sudah bocor duluan, dan Allan Nairn yang mendapatkan dokumen itu lalu menyebarkan kepada publik agar tau.

Tahun 2009 silam, orang sama bikin Komando Pasukan Khusus terkeok-keok. Paska publikasinya soal rahasia operasi militer ke Papua, Alan Nairn bongkar dua hal dalam dokumen rahasia itu. Daftar agen kopasus di Papua dan wilayah operasi. Salah satu organisasi HAM asia, HRW, mencatat isi dokumen tersebut.

Dokumen setebal 500 halaman, tertanggal 2006 hingga 2009, menyertakan laporan rinci tentang aksi mata-mata terhadap masyarakat sipil oleh militer Indonesia serta perspektif militer atas masalah sosial dan politik di Papua. Sebagian besar berasal dari Kopassus, elit tempur TNI, dan Kodam Cenderawasih di Jayapura, ibu kota provinsi Papua. Laporan itu berisi rapat internal, presentasi, alat pendidikan, dan produk-produkintelejen seperti laporan harian dan triwulan Kopassus, hingga dokumen status Papua di bawah hukum internasional. Dokumen terpisah menjelaskan operasi intelijen pada 2011, yang mengindikasikan aksi mata-mata terus berlanjut.

Isi dokumen memuat, daftar politisi, pegawai pemerintah, akademisi, dan jurnalis luar negeri yang dianggap mendukung gerakan kemerdekaan Papua dan dianggap melakukan “internasionalisasi” tentang “masalah Papua.” Selain itu, dokumen internal militer setebal kira-kira 500 halaman, yang didapatkan Human Rights Watch, berisi daftar agen Kopassus; daftar informan yang bekerja di hotel, media, organisasi non-pemerintah, gereja; kantor polisi dan militer, partai politik, dan DPR Papua; daftar agen di kepolisian dan militer; daftar beberapa kepala suku yang direkrut Kopassus untuk menjadi “pro-Indonesia,”dan daftar aktivis Papua.

Cerita punya cerita, data-data kemiliteran Indonesia mudah diketahui publik karena ulah kerjasama negara Indonesia dengan negara Amerika. Setiap aktivitas kopasus di Indonesia tentu dilaporkan ke CIA, mau apa saja harus dilaporkan. Amerika kedepankan ancaman embargo dan penghentian pinjaman uang, bikin negara ini mau tak mau harus kasi tunjuk celana dalam mereka ke negara seberang. Jadi, keberadaan Allan Nairn bukan di takuti tapi menjadi pembelajaran bahwa era kebebasan informasi saat ini, apa saja peluang publik untuk tau.

Bagaimana dengan upaya Mabes TNI usut pembocoran dokumen DKP? Dokumen rahasia kopasus di Papua mana ada yang usut tuntas siapa pembocornya? Punya pengalaman investigasi yang handal, sepak terjang Allan Nairn di Indonesia mengemuka dari berbagai hal.

laporan-laporanya jarang dibantah oleh pihak yang merasa dirugikan. Lebih banyak soal dunia militer. Belum ada pengakuan darinya soal darimana dia mendapatkan (Dokumen Militer Menyingkap Aksi Mata-mata di Papua), itu bagian dari privaci yang patut dijaga. Kemudian (testimoninya soal Gusdur). Terakhir ketika dia mengajukan tantangan kepada capres (Allan Nairn Tantang Prabowo Usir Freeport dari Indonesia). Mampukah Prabowo menutup kebocoran (dari informasi rahasia militer hingga kekayaan alam) bila terpilih sebagai The Next Presiden Indonesia ke-7?




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline