Lihat ke Halaman Asli

[Humor] Kapok Masuk Warteg Saat Bulan Puasa

Diperbarui: 20 Juni 2016   16:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

gambar koleksi pribadi

Dari jaman jadul, jaman saya masih abege labil plus masih perjaka ting tong sampai sekarang hilang keperjakaan untuk selama lamanya, yang namanya masuk warteg di siang hari bulan puasa untuk makan dan minum tidak pernah saya lakukan lagi alias kapok. Apalagi di saat orang yang berpuasa sedang heroik heroiknya nahan lapar sementara kita malah asyik nongkrong di warteg sambil menikmati makanan sambil cengengesan. Sungguh terlaluh!

Ini hanya cerita saya, bukan bermaksud untuk merendahkan institusi warteg sebagai warung cepat saji khas Tegal ataupun untuk mereka yang ngefans sama warteg di bulan puasa. Jadi begini bro, sis, cang, cing, nyak babeh. Dulu pernah satu kali saya kepergok keluar dari sebuah warteg yang berada di pinggir pasar di daerah saya. Yang memergoki bukanlah orang sembarangan, beliaunya merupakan salah satu dari sekian ustad kampung yang sangat disegani. Kebetulan pak ustad tadi sedang nunggu istrinya yang tengah belanja di pasar dan parkir tidak jauh dari warteg tempat saya mamam.

Dengan cengar cengir kekenyangan saya jalan menuju motor saya dekat dengan pak ustad yang nangkring kalem di atas motornya. Sedikit basa basi saya bermaksud untuk menyapa pak ustad yang sudah tersenyum lebar sambil menatap cara jalan saya yang mirip Barry Prima dalam film pembalasan si Rambu.

"Kenyang ya Rab?". Sapa pak ustad mendahuluiku.

"Hehe, iya pak ustad. Semalam lupa sahur". Jawabku ngeles.

"Kemarin juga lupa gak sahur Rab?". Sapaan kedua pak ustad membuat saya terperangah, kaget bercampur horny.

"Kemarin sih sahur pak, tapi lupa gak minum". Kembali saya ngeles untuk kedua kalinya.

"Iya deh.. Asal jangan setiap hari aja ya? Nanti cepet gemuk". Dengan memasang muka innocent saya cuma mengangguk dan segera meninggalkan pak ustad yang seperti bangga sudah memergoki saya keluar dari warteg untuk kedua kalinya.

Selang beberapa hari, sehabis taraweh saya kembali bertemu pak ustad di mushola. Pak ustad ini seneng becanda orangnya, maka seketika itu beliaunya nyeletuk lagi; "Tumben rab, beberapa hari ini saya tidak pernah melihatmu keluar masuk warteg di pasar siang siang?"

"Alhamdulillah pak ustad, saya sudah gak tergiur lagi sama warteg di pasar". Jawabku datar.

"Syukurlah kalau begitu". Senyum pak ustad menyeruak ketika berkata demikian.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline