Lihat ke Halaman Asli

Kisah Ekalaya dari Kaum Nisada

Diperbarui: 26 Juni 2015   02:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pada suatu hari berjalanlah sepasang manusia dalam rimbunnya hutan padepokan Sokalima. Sang pria seorang yang rupawan, dan gagah, layaknya juara 1 L MEN Bodycontest. Tubuhnya yang meski tidak kekar, namun tegap-pualam. Seolah Hercules pun akan malu disandingkan dengannya. Ekalaya namanya, seorang Raja dari Kaum Nisada (pemburu) dari kerajaan Paranggelung.

Di pihak lain, sang perempuan, takkalah mencengangkan. Dengan body bak Shakira, dan wajah layaknya Dian Sastro, melenggang anggun di samping lelakinya. Berdua mereka seperti Batara Kamajaya dan Kamaratih yang turun ke dunia untuk menebarkan cinta dan kasih.

"Kakang apakah padepokan Sokalima tempat si 'Orang' sakti itu masih jauh?"

"Tidak Dinda, hanya sejauh sak plinthengan buto." jawab si pria sambil terus menggandeng paramesywari cantik di sisinya.

"Sakplinthengan buto? Sejauh apakah itu Kanda?"

"Tenang saja Dinda, tidak sejauh jalan penderitaan yang Kakang tempuh untuk mendapatkan cintamu."

#eaaa

Dan kedua pasang manusia sempurna itu, terus berjalan menuju sebuah padepokan tempat seorang 'guru' sakti berdiam. Tanpa pernah menyangka, pada akhirnya nanti, akan membuat mereka sengsara.

Hidup memang penuh misteri. [bersambung]

-Mpu Cakil Arkanhendra-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline