Lihat ke Halaman Asli

Arkan Alexei Andrei

Pelajar SMA Labschool Jakarta 2021

Akankah Kecerdasan Buatan Menggantikan Kecerdasan Manusia?

Diperbarui: 19 Oktober 2020   20:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

World Artificial Intelligence Conference 2019, Shanghai / Wccftech.com

Pada tanggal 31 Agustus 2019 di Shanghai, dua tokoh terkemuka pada abad-21 yakni Elon Musk dan Jack Ma diundang di acara "World Artificial Intelligence Conference." Sesi 47 menit itu berceritakan opini yang berbeda antara kedua business magnate duniaTopik pembicaraan saat itu adalah "Akankah kecerdasan buatan menggantikan kecerdasan manusia?"

Musk, sebagai penemu dari perusahaan luar angkasa SpaceX, CEO dari Tesla Inc.; dan berperingkat ke-25 dalam "Orang Paling Berkuasa di Dunia", mengatakan bahwa perbadingan antara Artificial Intelligence (AI) dengan kecerdasan manusia itu tidak setara. Beliau melanjutkan dengan analogi, "Bisakah simpanse benar-benar memahami manusia?" Dalam konteks ini, kami manusia adalah simpansenya. Musk bahkan berargumen bahwa saat AI “sadar”atas ketidakgunaan manusia, mereka tidak akan segan dalam menggantikan kita.

Disisi lain, penemu dari Grup Alibaba mengambil pendekatan yang lebih optimistik. Jack Ma mempercayai bahwa AI akan bertindak sebagai kekuatan untuk kebaikan. 

Ma mengungkapkan bahwa teknologi AI akan membantu dalam menciptakan pekerjaan baru yang akan menggunakan lebih sedikit waktu agar manusia lebih berpusat pada tugas-tugas kreatif. 

Sebagai gagasan terakhir, anggota Parta Komunis Cina itu beralasan untuk tidak khawatir mengenai pekerjaan. "Kita (manusia), akan selalu memiliki pekerjaan." ujar beliau.

Dengan pandangan yang berkebalikan, pemirsa dibiarkan untuk merenungkan pendapat kedua individu terhormat ini. Spoiler alert: Elon Musk is MORE correct.

Coba bayangkan apa yang komputer bisa lakukan 50 tahun yang lalu. Pada tahun 70-an, daya komputasi sebuah komputer hanya sebatas permainan Pong atau kalkulasi sederhana.

Video game Pong / wikipedia.com

Sekarang, komputer yang ada dirumah kita mampu mensimulasikan grafik 3D yang kompleks seperti pergerakan cairan atau pendulum ganda. Hanya dalam setengah abad, komputer sudah bisa mengalahkan grandmaster catur Garry Kasparov, menaklukkan tim Natus Vincere (Na'Vi) dalam Dota 2, dan menyetir tanpa pengemudi. Melihat contoh-contoh diatas, masuk akalkah jika kita menyimpulkan bahwa evolusi dari mesin, sudah mendahului evolusi biologi yang memakan jutaan tahun?

Lebih menariknya lagi, ilmuwan mengatakan bahwa daya komputasi komputer tradisional akan mencapai titik maksimum. Sebab, kecepatan maksimum ini dibatasi oleh kecepatan elektron bergerak melalui sebuah unsur. Lantas, teknologi macam apa yang bisa menembus pembatasan tersebut?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline