Lihat ke Halaman Asli

Diplomasi Umar bin Khattab dalam Memilih Penggantinya

Diperbarui: 2 November 2019   17:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Umar bin Khattab adalah salah satu sahabat nabi muhammad SAW yang sangat setia kepada beliau. dahulunya umar adalah kaum kafir yang sangat menentang islam, tetapi setelah luluh hati dan imannya oleh nabi muhammad SAW umar masuk islam. postur badan yang besar dan wajah yang sangar membuat umar sangat ditakuti. yang dulunya sangat membenci islam tapi umar berbalik membela islam dan melawan kau quraisy.

umar bin khattab adalah khalifah kedua setelah wafatnya raulullah SAW dan khalifah pertama yaitu abu bakar ash shiddiq.  dalam diplomasi umar bin khattab, beliau menggunakannya dalam memilih penggantinya. sebelum beliau wafat, umar menegaskan bahwa khalifah yang akan dipilih selanjutnya harus berbuat baik kepada siapau dan tidak pandang bulu entah itu orang yahudi atau kristen sekalipun. dan berpesan agar sepesepuluh zakat dari suku arab untuk dibagikan ke orang tidak mampu atau orang-orang miskin.

dalam kepemimpinanya menggunakan sistem demokrasi yang sangat mengedepankan kepentingan dan pendapat rakyat. contohnya dalam pengangkatan pejabat-pejabat, beliau sama sekali tidak mengambil dari keluarganya untuk dijadikan pejabat. tetapi beliau lebih memilih rakyat yang cerdas dan pintar terutama dalam bidangnya masing-masing.

terutama dalam memilih penggantinya, umar tidak ingin memilih secara langsung tetapi lebih ingin memajukan dan megedepankan sistem demokrasi. sehingga pada saat ini banyak negara barat yang menganut sistem demokrasi umar bin khattab. umar bin khattab memilih sitem demokrasi seperti ini untuk memilih penggantinya terbukti bahwa beliau tidak langsung memilih orang yang akan menggantikannya.

umar hanya menggunakan sistem nominasi dalam hal tersebut, karena umar sendiri mengatakan bahwa beliau tidak ingin menunjuk penggantinya, umar ingin seperti nabi. dan beliau juga mengikuti jejak khalifah abu bakar untuk memilih beberapa orang untuk nominasi. dan kalaupun beliau menunjuk seseorang, tidak sembarangan orang beliau pilih. beliau memilih yang memenuhi syarat sebagai pemimpin yaitu: berilmu, adil, mampu, tidak cacat indera dan fisik yang menyebabkan akal pikirannya terganggu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline