Lihat ke Halaman Asli

Ributnya Uji Coba MyPertamina

Diperbarui: 18 Juli 2022   18:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pertamina pada waktu lalu mengumumkan bahwa mulai 1 Juli 2022, pembelian BBM harus menggunakan aplikasi MyPertamina. Aplikasi MyPertamina ini bertujuan supaya penyaluran BBM subsidi tepat sasaran. MyPertamina memiliki sistem dan model selayaknya dompet digital yang umum di Indonesia seperti GoPay, OVO, DANA, dll.

Seperti yang umum diketahui, penggunaan dompet digital memudahkan masyarakat untuk bertransaksi. Akan tetapi, penggunaan MyPertamina mendapat respon negatif dari masyarakat walau masih berupa uji coba di beberapa daerah. Aplikasi tersebut dinilai bukannya memudahkan, tetapi malah menyusahkan masyarakat. 

Respon-respon negatif dari masyarakat bahkan sudah muncul sebelum uji coba penggunaan aplikasi. Salah satu respon negatif tersebut terjadi akibat adanya aturan larangan penggunaan telepon ketika pengisian BBM.

Penggunaan MyPertamina di SPBU perlu menyalakan ponsel pintar terlebih dahulu dan ini melanggar aturan tersebut. Warganet cukup ramai dan banyak yang kontra terhadap penggunaan aplikasi ini. 

Respons negatif tidak hanya berhenti sebelum aplikasi diujicobakan. Pada hari pertama uji coba, MyPertamina mengalami server down dan tidak bisa diakses.

Warganet melayangkan protes di media sosial dan menyerbu aplikasi MyPertamina di Google PlayStore. Mereka berbondong-bondong untuk memberi rating rendah dan komentar buruk di aplikasi tersebut. Akibatnya, rating MyPertamina turun hingga 1,2 ketika artikel ini ditulis. Sorotan komentar di PlayStore pun menampilkan ulasan negatif dan bintang satu. 

Selain itu, banyak pula media yang menyoroti uji coba aplikasi MyPertamina secara langsung. Beberapa media menyampaikan bahwa masyarakat melakukan hunting BBM hingga ke luar daerah hanya untuk menghindari pemakaian MyPertamina.

Hal tersebut terjadi di daerah Cimahi yang mana terjadi lonjakan pembeli BBM dari Bandung. Mereka khawatir tidak akan bisa membeli BBM lagi, sehingga rela pergi ke daerah tetangga untuk membeli BBM.

Keberatan pemakaian MyPertamina pun banyak disampaikan oleh masyarakat daerah tempat uji coba,  seperti di Bukittinggi dan Sukabumi.

Masyarakat di Bukittinggi merasa penggunaan MyPertamina tidak praktis. Bahkan, ada yang belum tahu kalau ada aturan baru mengenai pembelian BBM di SPBU menggunakan MyPertamina. Sementara di Sukabumi, banyak sopir angkot merasa keberatan lantaran ponsel mereka masih jadul. 

Penolakan yang terjadi semasa uji coba aplikasi MyPertamina ini dapat ditebak akibat kurangnya sosialisasi. Pertamina selaku pihak pengelola hanya sekadar mengumumkan bahwa untuk membeli BBM perlu menggunakan aplikasi MyPertamina. Pertamina masih belum secara menyeluruh memahami kondisi masyarakat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline