Sedikitnya lima rumah di wilayah RT 4 RW 1 Desa Sidamulya, Kecamatan Warureja, Kabupaten Tegal terancam ambruk. Rumah itu berada di tepi Sungai Pensunyan. Jarak antara bibir sungai dengan kelima rumah tersebut, hanya menyisakan sekitar 1 meter.
"Jaraknya sudah dekat sekali. Sebagian tanah kami juga sudah longsor. Kami khawatir rumah kami ambruk," tutur Pardi, 60, salah satu pemilik rumah yang berada di tepi Sungai Pensunyan Desa Sidamulya, Rabu (24/10).
Rumah Pardi terbuat dari kayu dan anyaman bambu. Rumah tersebut ditempati sudah bertahun-tahun bersama keluarganya. Pardi berharap pemerintah daerah segera mengalokasikan anggaran untuk membangun talud atau bronjong di sepanjang sungai tersebut. Kendati sungainya tidak lebar, tapi sungai tersebut kerap meluap ketika musim hujan.
"Kalau musim hujan sering meluap karena sungainya juga dangkal. Ini harusnya dinormalisasi dan dibangun bronjong," harapnya.
Rahyono,40, tetangga Pardi, mengatakan hal senada. Rumahnya saat ini terancam roboh karena berada di bibir Sungai Pensunyan yang melintang di tengah-tengah Desa Sidamulya. Jarak antara bangunan rumahnya dengan bibir sungai kurang dari 2 meter.
"Tanah saya juga sudah longsor. Kalau tidak dibronjong secepatnya, rumah saya bisa roboh. Semoga pemerintah memberikan perhatian kepada kami," tuturnya berharap.
Kepala Desa Sidamulya, Pramono saat dikonfirmasi ihwal tersebut, pihaknya membenarkan. Dia menjelaskan, bibir sungai yang rawan longsor panjangnya sekitar 50 meter. Saat ini, ada lima rumah yang terancam longsor karena berada di tepi sungai tersebut.
"Kami sudah pernah mengusulkan ke dinas terkait untuk adanya pembangunan bronjong. Tapi sampai sekarang belum direalisasi," ungkapnya.
Dia berharap, dinas terkait segera melakukan pengecekan ke lokasi supaya Pemkab Tegal dapat mengalokasikan anggaran untuk pembangunan bronjong. Dia tidak ingin kelima rumah itu tergerus longsor.
"Tidak lama lagi mau musim hujan, kalau musim hujan, kami khawatir kelima rumah itu terbawa longsor. Kasihan, mereka mau tinggal dimana kalau rumahnya ambruk," ucapnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H