Lihat ke Halaman Asli

Lima Rumah Menunggu Digerus Tanah

Diperbarui: 26 Oktober 2018   14:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Sedikitnya lima rumah di wilayah RT 4 RW 1 Desa Sidamulya,  Kecamatan Warureja, Kabupaten Tegal terancam ambruk. Rumah itu berada di  tepi Sungai Pensunyan. Jarak antara bibir sungai dengan kelima rumah  tersebut, hanya menyisakan sekitar 1 meter. 

"Jaraknya  sudah dekat sekali. Sebagian tanah kami juga sudah longsor. Kami  khawatir rumah kami ambruk," tutur Pardi, 60, salah satu pemilik rumah  yang berada di tepi Sungai Pensunyan Desa Sidamulya, Rabu (24/10).

Rumah  Pardi terbuat dari kayu dan anyaman bambu. Rumah tersebut ditempati  sudah bertahun-tahun bersama keluarganya. Pardi berharap pemerintah  daerah segera mengalokasikan anggaran untuk membangun talud atau  bronjong di sepanjang sungai tersebut. Kendati sungainya tidak lebar,  tapi sungai tersebut kerap meluap ketika musim hujan.

"Kalau musim hujan sering meluap karena sungainya juga dangkal. Ini harusnya dinormalisasi dan dibangun bronjong," harapnya.

Rahyono,40,  tetangga Pardi, mengatakan hal senada. Rumahnya saat ini terancam roboh  karena berada di bibir Sungai Pensunyan yang melintang di tengah-tengah  Desa Sidamulya. Jarak antara bangunan rumahnya dengan bibir sungai  kurang dari 2 meter. 

"Tanah saya juga sudah  longsor. Kalau tidak dibronjong secepatnya, rumah saya bisa roboh.  Semoga pemerintah memberikan perhatian kepada kami," tuturnya berharap.

Kepala  Desa Sidamulya, Pramono saat dikonfirmasi ihwal tersebut, pihaknya  membenarkan. Dia menjelaskan, bibir sungai yang rawan longsor panjangnya  sekitar 50 meter. Saat ini, ada lima rumah yang terancam longsor karena  berada di tepi sungai tersebut. 

"Kami sudah  pernah mengusulkan ke dinas terkait untuk adanya pembangunan bronjong.  Tapi sampai sekarang belum direalisasi," ungkapnya.

Dia  berharap, dinas terkait segera melakukan pengecekan ke lokasi supaya  Pemkab Tegal dapat mengalokasikan anggaran untuk pembangunan bronjong.  Dia tidak ingin kelima rumah itu tergerus longsor.

"Tidak  lama lagi mau musim hujan, kalau musim hujan, kami khawatir kelima  rumah itu terbawa longsor. Kasihan, mereka mau tinggal dimana kalau  rumahnya ambruk," ucapnya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline