Bencana alam gempa bumi dan gelombang tsunami yang melanda beberapa wilayah di Sulawesi Tengah (Sulteng), menarik simpati berbagai kalangan. Termasuk keluarga besar SMK Nahdlatul Ulama (NU) 01 Slawi, Kabupaten Tegal.
Keluarga besar yang terdiri dari kepala sekolah, guru, staf Tata Usaha, penjaga sekolah, hingga para pelajar ini secara suka rela menyumbangkan rejekinya untuk keluarga korban bencana di wilayah Sulteng yang meliputi Palu, Donggala dan Sigi. Jumlah sumbangan berupa uang yang disalurkan itu sebesar Rp 58.727.500.
"Selain uang tunai, kami juga menyumbang mie instan sebanyak 31 duz, dan pakaian pantas pakai 24 duz. Pakaian itu untuk anak-anak dan dewasa," kata Kepala SMK NU 01 Slawi, H Ali Saefudin, kemarin.
Semua sumbangan itu, Ali mengaku disalurkan melalui NU Care atau Lembaga Amil Zakat, Infaq dan Shodaqoh (Laziz) NU. Sumbangan itu bersumber dari seluruh siswa, guru, dan staf sekolah.
Selain dari keluarga besar sekolahnya, dana juga bersumber dari masyarakat Kabupaten Tegal. Secara inisiatif para pelajar SMK NU melakukan penggalangan dana di sekitar wilayah Kecamatan Adiwerna dan Kota Slawi.
"Yang melakukan penggalangan dana adalah siswa yang tergabung dalam organisasi intra atau ekstra di sekolah kami. Penggalangan dilakukan setiap pulang sekolah sampai jam empat sore," ujarnya.
Menurut Ali, aksi sosial yang dilakukannya itu bertujuan untuk meringankan beban korban bencana gempa bumi dan gelombang tsunami di Sulteng yang telah menewaskan lebih dari 2000 jiwa. Tak terkecuali, aksi itu juga untuk menumbuhkembangkan rasa empati, simpati dan solideritas sosial antar sesama.
"Pada prinsipnya, kita ingin mendidik siswa supaya punya rasa peduli dengan masyarakat yang membutuhkan pertolongan. Termasuk juga untuk menumbuhkembangkan rasa nasionalisme mereka," terangnya.
Salah satu siswa SMK NU 01 Slawi, Ani, mengaku sedih melihat kondisi korban gempa dan tsunami melalui televisi. Berangkat dari rasa empatinya itu, dia pun akhirnya mengajak teman-temannya untuk menggalang dana dengan cara berkeliling ke masyarakat. Sesekali dia juga menggalang dana di sejumlah perempatan lampu merah di wilayah Kota Slawi.
"Semoga bantuan ini bermanfaat untuk korban di Palu dan Donggala," harapnya.
Seperti diketahui, bencana gempa bumi dan tsunami serta likuifaksi telah melanda beberapa wilayah di Sulteng yakni Palu, Donggala dan Sigi pada 28 September 2018 lalu. Akibat bencana itu, lebih dari 2000 jiwa meninggal dunia.