Ada dinding di dalam dirinya
kokoh tak mampu ia robohkan
Bahkan dengan kelembutan suaraku yang paling pelan
Dengan sabar jemariku mengetuk
Ia tetap menjaganya tanpa rasa kantuk
Aku melihat lelah dimatanya
Bersembunyi di balik senyum yang dipaksakan
Ada badai yang ingin ia lawan sendiri
Di saat dunia menekannya, dalam diam yang sunyi
Aku mendengar kekalutan dalam napasnya yang berat