Lihat ke Halaman Asli

Ponsel Cerdas dan Anak-Anak

Diperbarui: 21 Februari 2019   19:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Saat ini kita berada di tengah zaman yang begitu modern, zaman di mana para ahli menyebutnya dengan kata milenial, zaman di mana semuanya serba modern, termasuk dalam hal perkembangan inovasi teknologi yang ikut termodernisasi, yang tanpa sadar teknologi mengubah perilaku manusia. Ponsel cerdas adalah salah satu produk perkembangan teknologi yang dapat memudahkan manusia dalam berbagai hal, terutama dalam hal komunikasi dan informasi. Hampir semua kalangan, dari muda sampai tua, di seluruh dunia menggunakan ponsel cerdas dalam kehidupan sehari-harinya, termasuk anak-anak. Pemberian ponsel cerdas kepada anak-anak masih menjadi pro dan kontra di kalangan masyarakat.

Pihak pro menganggap pemberian ponsel cerdas memiliki banyak dampak positif yang membantu anak-anak. Anak-anak dapat menjadi lebih terpacu kreativitasnya karena melihat dunia yang begitu luas dengan segala perkembangannya. Selain itu, anak-anak dapat memanfaatkan ponsel cerdas untuk mendukung kegiatan belajarnya dengan berbagai aplikasi belajar yang ditawarkan di ponsel cerdas. Anak-anak dengan sangat mudah mencari jawaban dari tugas-tugas yang dia punya dengan akses internet saat ini. Mereka tidak perlu susah payah mencari bacaan tentang tugas dari buku lagi. Terlebih lagi, ponsel cerdas membantu orang tua dalam mengawas anak-anak. Orang tua dapat dengan mudah menghubungi anaknya di manapun dan kapanpun.

Di sisi lain, pihak kontra sangat menyayangkan pemberian ponsel cerdas kepada anak-anak, khususnya anak yang belum cukup umur. Hal ini dapat merubah tingkah laku anak-anak. Terlalu sering menggunakan ponsel yang memiliki beberapa aplikasi dan fitur menarik, membuat anak tidak terlalu peka terhadap lingkungan. Sering dijumpai sekumpulan keluarga besar, lengkap dari orangtua dan anak-anaknya berserta asisten rumah tangga duduk dalam satu meja makan bersama-sama tetapi tidak saling berbincang, mereka seakan-akan sibuk dengan ponsel cerdasnya masing-masing untuk bercengkrama dengan orang lain yang jaraknya lebih jauh dibanding keluarganya yang sedang berada di dekatnya. Jika komunikasi antara anak dan orang tua lebih banyak menggunakan ponsel, maka hubungan orang tua dan anak tersebut menjadi buruk. Selain itu, pemberian ponsel cerdas akan merusak masa kanak-kanak yang seharusnya diisi dengan permainan dan interaksi dengan sesama. Dengan hadirnya ponsel cerdas, anak-anak akan lebih memilih berdiam di rumah dan menggunakan ponsel cerdas. Mereka akan semakin menjauh dari dunia mereka. Anak-anak akan menjadi pasif dan mudah terkena penyakit.

Berdasarkan dua pendapat yang telah dijabarkan di atas, dapat disimpulkan bahwa pemberian ponsel pada anak-anak masih menjadi pro dan kontra di kalangan masyarakat karena memiliki dampak positif dan negatif. Dalam hal ini, peran penting orang tua dan pemerintah harus menjadi pagar untuk perkembangan anak-anak. Peran orang tua dalam menanamkan pendidikan agama dan moral pada anak-anaknya serta menanamkan nilai-nilai kehidupan dan norma-norma yang baik, agar pemanfaatan ponsel cerdas itu sendiri lebih tepat. Pemerintah pun ikut andil dalam pengawasan dari perkembangan teknologi komunikasi dengan mempekerjakan menteri terkait dalam bidang teknologi komunikasi. Dengan demikian dampak negatif dapat semakin tersaring dan meminimalisasi dampak negatif itu sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline