Lihat ke Halaman Asli

Hegemoni Pendidikan

Diperbarui: 24 Juni 2015   20:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Hegemoni Pendidikan

(Pengaruh hegemoni dalam dimensi sosial masyarakat terhahadap pendidikan kontemporer)

Pendidikan merupakan sebagai jalan untuk mengembangkan potensi dalam diri manusia dan berperan penting dalam kemajuan masyarakat sosial. Masyarakat sebagai subjek pendidikan tidak terlepas dari landasan pendidikan sebagai pijakan untuk mencapai kemajuannya.

Landasan pendidikan mencakup pola kegitan sosial pendidikan. Terdapat 3 Pola salah satunya yaitu Pola Transaksional, Pola ini mejelaskan sebagai jembatan pola nomothetis dan pola idiografis. Pola nomothetis lebih menekankan pada dimensi tingkah laku yang bersifat normatif, Pola Idiografis lebih menekankan pada dimensi tingkah laku yang bersifat tuntuitan individual, kepribadian dan persorangan, sedangkan pola Transakasional merupakan :

“Pola transaksional memandang pendidikan sebagai sebuah sistem social yang mengndung ciri-ciri bahwa (1) setiap individu mengenali betul tujuan system sehingga tujuan tersebut menjadi bagian dari kebutuhan dirinya, (2) setiap individu yakin bahwa harapan-harapan social yang dikenakan pada dirinya masuk akal untuk dapat dicapainya, dan (3) setiap individu merasa bahwa dia termasuk dalam sebuah kelompok dengan suasana emosional yang sama.”

Berdasarkan Pola Transaksional tersebut individu benar-benar mengetahui  tujuan sistem, kesadaran akan keberadaan sistem yang akan membawa diri individu tersebut. Dengan kata lain tujuan pola transaksional secara tidak langsung untuk menyadarkan individu bahwa pendidikan adalah suatu sistem yang pada kehidupan sosial.

Kehidupan sosial dan pendidikan tidak lepas dari hegemonik yang mendarah daging. John Storey dalam http://utchanovsky.com menyatakan sebagai berikut :

…sebuah kondisi proses di mana kelas dominan tidak hanya mengatur namun juga mengarahkan masyarakat melalui pemaksaan “kepemimpinan” moral dan intelektual. Hegemoni terjadi pada suatu masyarakat di mana terdapat tingkat konsensus yang tinggi dengan ukuran stabilitas sosial yang besar di mana kelas bawah dengan aktif mendukung dan menerima nilai-nilai, ide, tujuan dan makna budaya yang mengikat dan menyatukan mereka pada strukturkekuasaan yang ada.

Pesetujuan masyarakat terhadap kelas dominan tidak semata-mata mendukung ide-ide dan pemikirannya, ide-ide ini dibentuk secara sengaja dan direkayasa oleh kelompok dominan sebagai langkah menaturalkan bentuk dan makna kelompok penguasa.

Teori hegemoni tidak saja diterapkan dalam sebuah bentuk kekuasaan negara tetapi pendidikan di dalamnya. Teori ini menjelaskan bagaimana masyarak sosial bisa rela dan puas terhadap pendidikan yang ada, bukan pendidikan yang berdiri karena murni oleh kepentingan masyarakatnya tetapi oleh kepentingan luar yang lebih ekonomik dan politik. Oleh karena itu jawaban yang harus dicari perlu ditinjau dari beberapa sudut pandang, dari sudut pandang  hegemoni, keadaan sosial, pendidikan dan menelaah pengaruh antara ketiga sudut pandang tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline