Lihat ke Halaman Asli

Ariza Mawar Anjelia

Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga

Cuaca Panas? Manfaatkan "KIPAS" Kompor Induksi Panas!

Diperbarui: 1 Juni 2023   08:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

            Akhir-akhir ini, cuaca pada siang hari terasa lebih panas dari biasanya. Tak jarang hal ini dikeluhkan oleh masyarakat karena dapat menghambat aktivitas pada siang hari bagi mereka yang malas terkena panas. Panas matahari yang berlebih dapat menimbulkan beberapa dampak buruk. Salah satunya adalah dampak buruk terhadap kesehatan kulit manusia, seperti kulit terbakar yang dikenal dengan istilah “sunburn”, dapat menyebabkan resiko kanker kulit, penuaan dini karena terkena paparan sinar matahari dalam jangka panjang dapat menyebabkan kulit menjadi keriput, kendur, hingga pembesaran pori-pori.

            Meskipun memiliki banyak dampak buruk, panas matahari sangat dibutuhkan dalam kehidupan makhluk hidup, terutama manusia. Manusia memanfaatkan panas matahari dalam kehidupan sehari-hari mulai dari hal-hal sederhana, seperti untuk mengeringkan pakaian dan hasil kebun. Selain itu, panas matahari juga dapat digunakan sebagai penghasil listrik. Penggunaan energi matahari sebagai penghasil listrik tidak menghasilkan gas rumah kaca dan tidak mencemari air sehingga dapat meminimalisir dampak negatif terhadap lingkungan. Selain sebagai penghasil listrik, panas matahari juga dapat digunakan sebagai pemanas air tenaga surya, pemanas ruangan tenaga surya, pencahayaan tenaga surya, pengisi daya tenaga surya, transportasi tenaga surya, hingga kompor tenaga surya.

            Panas matahari dapat dimanfaatkan untuk kompor tenaga surya atau KIPAS (Kompor Induksi Panas). Kompor tersebut memiliki kelebihan yaitu menghasilkan polusi yang sedikit sehingga lebih ramah lingkungan dan biaya perawatan yang sedikit serta tidak membutuhkan bahan bakar seperti minyak. Akan tetapi, untuk mengembangkan kompor tersebut agar dapat dikomersialkan tentu memerlukan biaya. Kompor ini juga memiliki beberapa kelemahan seperti membutuhkan waktu yang lebih lama untuk memasak, bergantung pada cuaca, serta tidak dapat digunakan saat malam hari.

            Mekanisme kompor induksi panas atau kompor tenaga surya yaitu diawali dengan radiasi matahari yang kemudian diubah menjadi panas agar dapat memanaskan makanan. Oleh karena itu, diperlukan intensitas sinar matahari yang tinggi. Hal ini bisa didapatkan dengan cara memfokuskan sinar matahari yang datang dari berbagai arah pada satu titik sasaran sehingga konsentrasi energi terhadap titik tersebut lebih tinggi. Untuk mengarahkan sinar matahari dapat dilakukan dengan memakai lensa cembung. Akan tetapi, lensa cembung membutuhkan biaya yang besar dalam pembuatannya. Selain menggunakan lensa cembung, dapat pula menggunakan permukaan benda yang rata dan mengkilap seperti cermin, aluminium foil, hingga stainless steel.

            Penyerapan energi matahari (panas) dalam memasak dengan tenaga surya akan lebih efektif apabila menggunakan peralatan memasak yang mempunyai permukaan berwarna gelap karena warna gelap dapat menyerap panas dengan baik dibandingkan dengan warna yang terang. Selain itu, peralatan memasak yang tipis dapat menyalurkan panas lebih cepat dan merata. Panas yang dihasilkan kompor tenaga surya harus dijaga agar tidak terpengaruh oleh suhu di sekitar dengan cara memberikan penutup. Penutup ini berfungsi agar panas yang ada di dalam panci tetap terjaga. Dalam hal ini, tutup panci transparan lebih diutamakan agar cahaya matahari dapat masuk ke dalam panci dan panasnya dapat terperangkap di dalam panci. Intensitas matahari yang memasuki ruangan kompor mempengaruhi daya masak dari kompor induksi panas atau kompor tenaga surya.

            Berdasarkan beberapa keunggulan dari KIPAS (Kompor Induksi Panas) yang lebih ramah lingkungan apabila dibandingkan dengan kompor lain serta cuaca yang mendukung karena panas di siang hari, maka kompor ini sangat cocok digunakan demi mengurangi polusi, menghemat bahan bakar, serta mengoptimalkan pemanfaatan cahaya matahari.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline