Lihat ke Halaman Asli

Sajak Belang: Jemuran Kutang dan Bantal Guling Penuh Iler

Diperbarui: 25 Juni 2015   22:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

...

...Di tepian tanah lapangan nan belang; Belalang kecil meloncat-loncat. Antara keritingnya rumput bersampah; tergerai lecek di sudut botol-botol : "Kertas koran dibuntal-buntel bekas orgasme semalam anyir rasanya". (Pastilah ada kondom merah stroberi habis dipakai gilir-gilir). Dan teduh beringinnya berdaun rimbun : Payungi kawat-kawat banyak jemuran kutang dan bantal guling penuh iler...

...Di ujung utara dekat pangkalan ojek (Sebelahnya kios cukur rambut dan bulu-buluan) : Segerombol kecil anak berkolor bermain bola dan layangan. Badannya mengkilat. Berkeringat baunya kecut. Rebut-rebut. Tarik-tarikan. Kejar-kejar. Lompat-lompatan. Dan meluncurnya deras satu menubruk dipan kayu gerobak bakso : Si empunya maki-maki; jatuh mengaduh tersikut siku borokan, terinjak gundukan selangkangannya sakit, "Dasar bocah uedan. Ta' pateni kamu" umpatnya. Mereka tertawa pingkal-pingkal dan berlari ke tepian selatan. (Menonton perempuan gila montok menari-nari setengah telanjang)...

...Di tepian hari-hari tanah lapang yang gersang : Betapa banyak perut digantungnya nasib wajah anak dan istri. Di bawah matahari jingga hingga rembulan nongol sepotong; gonta-ganti di sini : Hasrat cita-cita nan hilir mudik...

...Penjual gorengan; mangkal himpit-himpit di lapaknya pelacur murah kelamin gatal. Tukang becak tua jelalatan; ngos-ngosan merebut simpati satu calon penumpang berpaha mulus dadanya besar...

...Waktu makin berlari cepat-cepat. Dan sungguh perubahan selalu datang. Merangkul tubuh letih penjaja kaki lima dahinya kusut kerut-kerut terus. Tatapnya selalu lesu; matanya kuyu terpaku ke tepian timur laut sana, gunungan pasir dan tiang-tiang beton penyangga; menggumul buruh kuli harian bersama traktor menggulung-gulung pekat. Sebentar saja; hari senja tanah lapang tergusur warna merahnya...

...Tak lagi nanti ada layangan. Tak lagi nanti ada rebutan. Tak lagi nanti ada tarian. Gerobak, pangkalan ojek dan lapak pelacur direbut gedung-gedung tinggi dan apartemen mewah. Betapa banyak perut berhambur berserakan. Kerepotan mencari makan dari penghasilannya terusir. Di bawah matahari jingga dan rembulan nongol sepotong : "Sungguh perubahan selalu datang. Betapa dia buta dan tuli tanpa pernah peduli"... .

-Sajak Sederhana A R I J A K A-

. ...Di bawah matahari jingga dan rembulan nongol sepotong. Maling ayam ramai-ramai digebukin warga, dia tak mati, hanya pincang satu kaki...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline