Suasana rumah gerah, Kadir sulit memejamkan mata, keresahannya karena dirumahnya masih tersimpan uang tunai dari penjualan kambing. Setahun sekali Kadir berprofesi sebagai pedagang kambing untuk keperluan hari raya kurban. Tahun ini hasilnya lumayan, nah inilah yang membuat Kadir sulit tidur.
Untuk menghilangkan kegerahan, Kadir pindah ke kamar depan sambil menyulut rokok, kebiasaan buruknya yang sulit ditinggalkan, kata orang merokok berbahaya, namun Kadir lebih memilih merokok karena kebiasaan memang sulit dihilangkan.
“Belum tidur Kadir?” Ornias muncul tiba-tiba dibalik kepulan asap rokoknya.
“Sial kau Ornias, bikin kaget saja.”
“Kau ini, sudah sering kita bertemu, masih pula kaget, aneh!”
“Kau yang aneh, bangsa jin kok senang bertemu dengan manusia, apa kau tidak punya teman?”
“Temanku banyak, kau salah satunya.”
“Bah, siapa pula yang sudi berteman dengan bangsa jin, kalau bisa aku ingin jadi manusia yang tidak pernah bertemu dengan jin sepertimu!”
“HA…HA…HA… sudah takdirmu kawan, terimalah dan nikmati!”
“Tidak ada untungnya bergaul dengan mu Ornias wahai raja jin!”
“Aku tau kau sekarang punya banyak uang, kalau aku mau, aku tinggal membisikkannya kepada tetanggamu agar uangmu itu dia curi!”