Lihat ke Halaman Asli

Waktu Menghitung

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mawar melati berkelopak mega berputik pelangi senja
Menyebar penuhi lembah tawa canda gadis desa
Merunduk menguning ranum memerah di dahan menjuntai asa
Mendepak duka tanpa hadirkan setitik lara pemiliknya

Sebening embun pancaran sinar matamu indah mentari membias
Menyapa pagi terayun langkah ringan mengiringi tegas
Kisah selalu datang dan pergi berganti peran utama
Tertinggal nokhta bilur masa untuk dikenang insan menua

Waktu menuai semaian sekelip bibit masa itu
Terdorong lembut dedaunan terasa tiada semu
Menyatu membelit lilitan akar dan ranting pohon
Mana antara keduanya tiada dapat membedakan memohon
******030214******

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline