Lihat ke Halaman Asli

Ariyanto Gani

Ketua HMI komisariat non eksakta nuku

Puisi: Puan

Diperbarui: 29 Juli 2023   12:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puanku

Puan, ijinkan aku memahami luasnya sukmamu dengan nyanyian-nyanyian zikir..

Wahai puanku, Biarkan lara ini tenggelam bersama semesta yang di rundung duka..

Tidakkah engkau ingat puan, tatkala pertama kita saling mengais rindu dalam ruang-ruang sendu..

Ketika kau menjadi mahluk terindah yang selalu manari-nari dalam khayalku..

Begitu juga aku, aku yang tak bisa berduasta bahwa hanya engkau yang bisa menjadi obat paling mujarab atas sakitku..

Duhai puanku, jika adam bisa bersamai Hawa dalam segala halang rintang..

Jika yusuf bisa bersamai julaikha walau banyak melalui rundung duka..

Dan juka Muhammad bisa meneteskan air mata atas perginya Khadijah .. 

Maka ingin ku sabdakan padamu wahai puanku..bahwa aku, aku adalah khalifah yang di perdebatkan tuhan dengan Malaikat untuk menahkodai bumi..

Dan dengan kekhalifaanku..akan kumenangkan hasrat suci untuk bersanding bersamamu




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline