Jonathan, 20 tahun
"Pelajaran yang diingat saat kecil itu, gak boleh ngompol di celana, kalau mau pipis harus bilang. Tetapi kalau sudah besar begini, yang diingat adalah bahwa kita gak bisa selalu mendapatkan yang kita inginkan, harus ada usaha dulu, kayak mau beli sesuatu harus bantuin mami dulu".
Agit, 25 tahun
"Semangat, kerja keras tapi sayangnya terlalu berambisi hingga lupa memberikan pengetahuan pada anak-anaknya. Makanya aku berprinsip, ketika menikah aku gak mau istriku bekerja, sudah cukup aku saja yang rasakan ketidakbahagiaan itu, jangan anak-anakku. Dulu aku menjadi pemberontak hingga berurusan dengan kepolisian hanya untuk menguji kepedulian orangtuaku, tapi ternyata mereka sayang dan datang pada hari itu, dan semenjak kelas 11 ibunda akhirnya di rumah. Kebahagiaan itu bukan cuma materi kok, aku merasakan banget, ketika bisa punya segalanya namun justru tidak menjamin kebahagiaan itu sendiri."
Matthew, 14 tahun
"Pelajaran yang adek dapat dari mami, kalau ada masalah hadepin aja."
Neal, 8 tahun
"Membantu teman, sama bagi-bagi makanan, terus diajak diajak doa."
Ziel, 5 tahun
"Berdoa, nyanyi, bantuin ngepel, cuci baju, harus mandi sendiri."
Kalimat-kalimat di atas adalah jawaban dari pertanyaan mengenai pelajaran apa yang diperoleh dari ibu mereka, dan sengaja saya ajukan kepada beberapa anak dengan usia yang berbeda-beda. Ternyata jawaban setiap anak berbeda-beda dan tidak semua anak memberikan jawaban positif, seperti jawaban Agit misalnya, namun pengalaman masa lalu yang dianggapnya tidak membuat bahagia menjadi pelajaran berharga untuk bekal berumah tangga dan menjadi orang tua kelak.