Lihat ke Halaman Asli

Ariyani Na

TERVERIFIKASI

ibu rumah tangga

Respons Perempuan dan Alasan Gagal Dietnya

Diperbarui: 2 Oktober 2018   17:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber ilustrasi: (THINKSTOCKPHOTOS)

Baru-baru ini saya diajak ke sebuah klub nutrisi yang anggotanya kebanyakan perempuan dan boleh dibilang ibu-ibu, dan di sana saya diceritakan tentang keberhasilan ibu-ibu ini menurunkan berat badannya dalam waktu tertentu.

Saya tidak ingin membahas soal bagaimana cara agar program diet berhasil, tetapi soal bagaimana respon perempuan tentang diet dan apa penyebab hingga diet selalu gagal.

Coba Dahulu, Bosan Kemudian.

Umumnya para ibu akan antusias untuk melakukan diet ketika mendengar keberhasilan seseorang menurunkan berat badan dengan cara tertentu dan dalam waktu tertentu, apalagi bila cara yang dilakukan terkesan mudah dan murah.

Semangat untuk melakukan diet ini biasanya akan bertahan kurang lebih satu hingga dua bulan, namun setelah melewati waktu tersebut mulai merasa jenuh, apalagi bila hasilnya tidak terlihat secara signifikan, hingga kemudian akhirnya menyerah dan kembali ke pola hidup semula.

Ada empat alasan mengapa diet yang kita (kita? Iya kita. Termasuk saya. Hehe) lakukan selalu berujung pada kegagalan, antara lain:

Alasan Diet yang Kurang Tepat

Umumnya kegagalan melakukan diet terjadi pada orang yang hanya ingin sekedar menurunkan berat badan atau ingin terlihat lebih ramping, dan tidak mempertimbangkan bahwa faktor utama yang harus menjadi alasan melakukan diet adalah untuk alasan kesehatan.

Beberapa orang yang saya ketahui berhasil melakukan diet secara konsisten biasanya diawali oleh karena mengalami sakit, salah satu contohnya adalah Tya Subiakto yang sempat tidak bisa berdiri oleh karena fattyliver, sehingga kemudian menerapkan pola hidup baru untuk menurunkan berat badan dan berhasil menurunkan berat badan 40 kg dalam enam bulan dan tetap konsisten sejak tahun 2012.

Cerita lainnya, seorang teman yang berhasil konsisten melakukan diet Keto (diet karbohidrat) setelah sempat masuk ICU karena gula darah tinggi.

Karena tanpa dilandasi oleh sebab yang mendasar, keberhasilan untuk konsisten melakukan pola hidup sehat menjadi kecil karena merasa kondisi kesehatannya baik-baik saja, meskipun sebenarnya bisa saja mengalami masalah hanya belum diketahui karena tidak melakukan pemeriksaan kesehatan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline