Topik kabar dari seberang Kompasiana akhirnya mengingatkan saya bahwa ada cerita dari Jambi yang belum sempat saya tuliskan, setelah sebelumnya saya pernah menuliskan rahasia sukses dari rumah makan terkenal yang ada di Jambi.
Setelah beberapa hari bermalam di Jambi dan mengunjungi beberapa tempat, termasuk mencicip kuliner yang ada di Jambi maka saya berpendapat bahwa Jambi hampir mirip dengan Palembang, dan berikut adalah hal-hal menarik yang dapat saya bagikan.
Surganya Pencinta Mpek-mpek
Ada banyak penjual mpek-mpek, dan jenis mpek-mpek yang dijual pun sangat beragam, bukan hanya kapal selam, lenjer, adaan, kulit seperti yang dijual di Jakarta dan sekitarnya, tetapi ada mpek-mpek yang bakar/panggang, ada yang dibungkus daun dan ada pula yang garing seperti kerupuk.
Karena di Jambi saya memiliki dua teman yang mengajak jalan secara bergantian, maka saya dapat mencicipi beberapa jenis mpek-mpek di beberapa tempat di Jambi, dan yang paling enak menurut saya mpek-mpek yang jualannya justru di sebuah gang di Talang Banjar.
Selain mpek-mpek, di Jambi kita juga akan menemukan mie celor, mie hijau, kwetiau yang dimasak dengan menggunakan anglo.
Jembatan Gentala Arasyi
Bila di Palembang kita menemukan Jembatan Ampera, maka di Jambi kita akan menemukan Jembatan Gentala Arasyi, yang hanya dapat dilalui dengan berjalan kaki. Di Jembatan ini kita dapat menikmati keindahan matahari tenggelam, dan dimalam hari akan di sinari lampu hias.
Jembatan yang baru diresmikan tahun 2015 ini membentang sepanjang 530 meter, dengan lebar 4,5 meter di atas sungai Batang hari. Di bagian bawah jembatan kita akan menemukan para pedagang makanan dan souvenir.
Candi Muaro Jambi
Ketika membaca berita korupsi oleh para pejabat di Jambi, saya berpikir alangkah baiknya bila dana tersebut digunakan untuk membangun dan mempercantik kawasan Candi Muaro Jambi.