Lihat ke Halaman Asli

Ariyani Na

TERVERIFIKASI

ibu rumah tangga

Dari Asongan Hingga Toilet Berbayar di Eropa

Diperbarui: 30 November 2017   19:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sepeda disewakan untuk warga (dokumentasi pribadi)

Tanpa pernah bermimpi, akhirnya saya dapat menginjakkan kaki di benua Eropa pada akhir bulan Oktober 2017 lalu. Cerita mengenai romantisme, keindahan, keunikan dan kemajuan negara-negara Eropa tentu bukan lagi menjadi hal yang luar biasa karena sudah banyak yang menceritakan  dan bahkan sudah disaksikan di layar kaca, sehingga saat ini saya memilih untuk bercerita hal-hal yang menurut saya tidak biasa dan mungkin bermanfaat  bagi yang akan berkunjung ke sana.

Tidak Tersedia Sikat dan Pasta Gigi di hotel

Dari 5 negara yang saya kunjungi tidak satu pun hotel di semua negara tersebut yang menyediakan sikat dan pasta gigi. Jadi bagi yang ingin berkunjung ke sana, jangan lupa membawa sikat dan pasta gigi, namun tidak perlu membawa yang ukuran besar bila ingin membawanya ke dalam kabin pesawat, mengingat adanya ketentuan maksimal cairan yang dapat masuk adalah 100 ml.

Pedagang Asongan, Tawar Menawar dan Bisa Berbahasa Indonesia.

Saya tidak mengira bila akan menjumpai pedagang asongan saat berada di Paris, dan lebih mengherankan lagi, mereka ada yang dengan lancar menggunakan bahasa Indonesia saat menjual dagangannya. "Murah .. murah.. lima satu Euro." Sambil menyodorkan gantungan kunci berbentuk miniatur menara Eiffel.  Para pedagang asongan ini berkulit hitam dan menjual souvenir seperti miniatur menara Eiffel, gantungan kunci, hiasan kulkas bermagnet, selendang atau kain bermotif dan bertuliskan Paris atau gambar menara Eiffel.

Ketika mengetahui asal kami dari Indonesia, mereka pun menyebut beberapa selebiritis seperti Syahrini, Ayu Ting-ting, bahkan di lokasi berbeda, ada penjaga toko dengan bangga menyanyikan lagu "Sakitnya tuh disini" sambil menggunakan gerakan tangan dan bergoyang-goyang.

Bukan hanya bisa berbahasa Indonesia, dagangan mereka juga bisa ditawar, dan menariknya, tanpa perlu ditawar mereka akan secara otomatis menurunkan harga barang dagangan atau memberi barang lebih banyak dengan harga yang saat kami akan kembali naik bus.

Saat kami turun dari bus, mereka langsung menghampiri dan menawarkan barang jualannya, untuk gantungan kunci , 1 Euro bisa mendapat 5 buah gantungan kunci, dan kita bisa menawar untuk mendapat 6 buah, namun ketika akan kembali naik ke bus, mereka dengan sendirinya akan memberi 7-8 buah gantungan kunci untuk 1 Euro. Hal ini berlaku untuk barang lainnya yang mereka jual.

Tawar menawar harga juga berlaku saat berbelanja di kaki lima setelah melihat menara miring Pisa, Italia. Meskipun tidak bisa berbahasa Indonesia, namun bila kami mengatakan asal dari Indonesia saat ditanya, maka mereka akan dengan sangat ramah melayani dan bahkan ada yang mengatakan "You are my sister/brother" karena mereka menyebut berasal dari Bangladesh. Tawar menawar tidak akan kita temukan di toko-toko apalagi yang menjual barang branded*nyengir.

Selalu Siapkan Koin untuk Buang Air Kecil

Meskipun tidak di semua tempat, umumnya untuk masuk dan menggunakan toilet di tempat wisata atau tempat umum kita harus membayar 0,50 Euro atau setara delapan ribu rupiah dan toilet berbayar ini umumnya bersih.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline