Lihat ke Halaman Asli

Ariyani Na

TERVERIFIKASI

ibu rumah tangga

Tradisi Menghias Telur Kaburkan Makna Paskah Sebenarnya?

Diperbarui: 17 April 2017   08:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber ; media.rd.com

Pulang dari ibadah perayaan Paskah hari ini, saya mendapatkan sebutir telur yang dibungkus plastik warna dan diikat pita diatasnya, dan kegiatan ini sepertinya sudah menjadi tradisi di gereja tempat saya beribadah dan mungkin juga di beberapa gereja lain.

Merayakan Paskah dengan telur juga saya ikuti saat masih sekolah minggu di kampung halaman, yakni dengan diadakannya lomba menghias telur paskah dan lomba mencari telur paskah. Kegiatan menghias telur paskah pun kembali saya lakukan saat anak saya mulai masuk PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), karena sekolahnya mengadakan lomba menghias telur paskah setiap tahun.

Karena pernah dilakukan saat masih kecil, maka saat diminta kembali untuk melakukannya tentu menjadi momen yang menyenangkan, karena dapat memanggil kembali kenangan dan sekaligus menguji kemampuan apakah bisa menjadi juara, karena saat masih sekolah minggu saya tidak pernah juara menghias telur.

Keberadaan telur yang dihias warna-warni di perayaan Paskah bukan hanya ada di kegiatan gereja atau sekolah minggu, namun juga menghiasi kartu-kartu atau gambar ucapan selamat Paskah atau Happy Easter yang tersebar melalui media chatting atau media sosial.

Alasan mengapa telur menjadi bagian pada perayaan Paskah tentu sudah banyak diketahui, dan sayangnya tidak diceritakan saat saya sekolah minggu,  pertama karena telur melambangkan kehidupan dan kedua karena merupakan sebuah tradisi menyambut musim semi, dan hal ini mengingatkan saya pada perayaan Natal, yang identik dengan kado, pohon cemara, dan tokoh Sinterklas.

Telur Mengaburkan Makna Perayaan?

Bila pada saat Natal, makna kelahiran Yesus seringkali tergantikan dengan kado atau hadiah Natal, serta terganti dengan kemegahan pesta dengan berbagai atribut Natal, seperti topi Santa, pohon cemara, lonceng, maka pada perayaan Paskah ini, apakah telur paskah  juga dapat mengaburkan makna Paskah yang sebenarnya terutama untuk anak-anak?

Kegiatan menghias dan mencari telur di hari Paskah untuk anak-anak tentu dimaksudkan sebagai kegiatan yang dapat memberi  kegembiraan kepada anak-anak, karena ada banyak hadiah yang diberikan selain pulang membawa telur untuk dimakan, juga dapat menjadi menggali kreativitas anak-anak membentuk telur menjadi rupa-rupa hiasan. Namun karena hampir setiap tahun tahun dilakukan, dan bila tidak dijelaskan makna Paskah yang sebenarnya dan menjelaskan mengapa menghias telur, maka besar kemungkinan yang akan diingat anak-anak setiap kali mendengar kata Paskah adalah Telur Paskah.

Seperti Natal yang seharusnya diperingati untuk memaknai  kelahiran Yesus sebagai Juru Selamat, maka perayaan Paskah seharusnya juga dapat lebih fokus untuk memperingati Kebangkitan Yesus dari kematian yang diperingati pada perayaan Jumat Agung)  pada hari yang ketiga untuk menyelamatkan umat manusia dan hidup selama-lamanya.  

Karena sudah menjadi tradisi, memang akan sulit untuk sekaligus menghilangkannya setiap kali perayaan, namun setidaknya dapat mulai digeser sedikit demi sedikit, yakni lebih fokus menceritakan perjalanan Yesus saat malam sebelum disalib hingga kebangkitanNya dan menjelaskan bahwa telur hanyalah sebagai lambang kehidupan, karena Yesus hidup setelah bangkit dari kematian, terutama kepada anak-anak.

Selamat Memperingati Paskah bagi umat yang merayakannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline