Lihat ke Halaman Asli

Ariyani Na

TERVERIFIKASI

ibu rumah tangga

Himbauan, Peringatan, dan Larangan Merokok

Diperbarui: 24 Juni 2015   03:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1389158868462256421

[caption id="attachment_289020" align="aligncenter" width="220" caption="ilustrasi : shutterstock.com"][/caption]

Tulisan ini dikompori oleh kicauan walikota Bandung Ridwan Kamil (RK) di twitter (@ridwankamil) yang sejak Senin malam hingga Selasa pagi (6-7 Januari 2014) mengingatkan warganya untuk turut mensukseskan program Selasa Tanpa Rokok.Himbauan untuk program Selasa tanpa rokok ini banyak direspon oleh warga Bandung melalui balasan twitter yang direspon balik oleh RK dengan kalimat-kalimat lucu dan spontan.

Program-program yang ditetapkan RK seperti Senin gratis, Selasa Tanpa Rokok, Rebo Nyunda, Kamis Inggris, Jumat bersepeda dan cara RK menanggapi kicauan yang masuk dan caranya berinteraksi dengan warga Bandung melalui media sosial ini sepertinya patut sayaacungi jempol.

Kembali ke respon dari himbauan Selasa tanpa rokok, ada yang terus terang mengatakan tidak bisa kalau sehari tanpa rokok, ada juga yang mau berusaha mengikuti program ini, ada yang berterimakasih karena dengan adanya program ini sehari merasakan kantornya bersih dari asap rokok.

Program Selasa tanpa rokok ini hanyalah sebuah himbauan yang dibuat untuk kepentingan warga Bandung sendiri, baik untuk kesehatan maupun lingkungannnya, bukan sebuah larangan, jadi tidak ada paksaan untuk menjalankannya.

Pertanyaannya, bagaimana efektivitas dari himbauan ini untuk mengajakseorang perokok aktif agar berhenti merokok? Dan bagaimana dengan peringatan bahaya merokok yang selalu tercantum pada iklan rokok maupun kemasan rokok? Apakah perubahan kalimat peringatan bahaya merokok yang tadinya “Merokok Dapat Menyebabkan Kanker, Serangan Jantung, Impotensi dan Gangguan Kehamilan dan Janin” berubah menjadi “MEROKOK MEMBUNUHMU” dapat membuat seorang perokok aktif berhenti merokok?

Semua perokok saya yakin mengetahui bahaya merokok, namun untuk sampai pada keputusan berhenti merokok sepertinya harus berasal dari dalam diri sendiri, peringatan atau himbauan hanya dapat menjadi jembatan untuk seorang perokok aktif berhenti merokok. Contohnya, dengan mengikuti Selasa tanpa Rokok dan merasakan tubuh merasa lebih sehat/bugar mungkin dapat membuatnya mengambil keputusan bahwa mulai hari itu Ia akan berhenti merokok.

Dari komentar yang masuk ditulisan saya yang berjudul Obesistas Setelah Berhenti Merokok, saya menyimpulkan bahwa keputusan sesorang untuk berhenti merokok biasanya dipicu oleh suatu kejadian, misalnya karena sakit atau merasakan keluhan di pernafasan, dilarang merokok oleh pasangan, melihat anaknya remaja mulai merokok dan mungkin masih banyak lagi.

Yang dapat dilakukan pihak luar (Pemerintah) adalah melindungi bukan perokok untuk tidak menjadi perokok pasif yaitu dengan dikeluarkan Larangan Merokok di tempat umum. Peraturan mengenai larangan merokok di tempat umum sebenarnya sudah ada, namun prakteknya masih banyak pelanggaran yang dilakukan oleh para perokok aktif yang tidak memikirkan bahayanya bagi perokok pasif, sehingga diperlukan keseriusan Pemerintah untuk secara tegas membuat sanksi bagi para pelanggar.

Belajar dari prilaku masyarakat dan peraturan yang berlaku diNegara tetangga, yang melarang makan dan minum di kawasan MRT dan dikenakan sanksi membayar denda yang bila di rupiahkan sekitar 5 juta rupiah tampaknya sangat efektif. Hal ini tentu didukung dengan pengawasan yang ketat dengan CCTV dan petugas yang tegas.

Bila pemerintah dapat menetapkan peraturan dengan jelas, kawasan umum mana saja yang perlu diberlakukan Bebas Rokok dan menetapkan sanksi berupa Denda tinggi yang dibayar langsung ke rekening negara serta dengan pengawasan yang ketat, maka kemungkinan upaya menciptakankawasan umum bebas rokok akan terlaksana, sehingga dengan demikian dapat melindungi bukan perokok agar tidak menjadi perokok pasif.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline