Lihat ke Halaman Asli

Ariyani Na

TERVERIFIKASI

ibu rumah tangga

Dukung Capres Tidak Perlu 'Lebay'

Diperbarui: 23 Juni 2015   21:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagaimana rasanya bila sayur tanpa garam? Tentu tidak enak bukan?Lalu, bagaimana rasanya bila sayurdalam panci berdiameter 20 cm diberi satu bungkus garam dengan berat 100 gram? Tentu rasanya menjadi sangat tidak enak dan orang pun tidak mau untuk mencicipi apalagi menyantapnya. Orang akan mau menyantapnya bila sayur tersebut  enak untuk dimakan, yaitu bila hanya diberi garam secukupnya.

Garam yang saya sebutkan pada ilustrasi diatas, saya analogikan untuk para pendukung Calon Presiden (Capres) dan Cawapres (Calon wakil presiden) pada pemilihan presiden kali ini. Saya tidak bisa bayangkan apa jadinya pemilihan presiden bila tidak ada pendukung dari masing-masing pasangan pasangan calon, tentu akan terasa hambar, sepi dan tidak menarik. Kehadiran para pendukung memberi rasa dan warna pada pesta rakyat , dalam mencari pemimpin baru negeri ini, sehingga secara tidak langsung dapat mengajak masyarakat untuk menggunakan suaranya pada pemilihan presiden dan wakil presiden nanti.

Namun yang saya rasakan saat ini,tingkah para pendukung masing-masing capres dan cawapres saat ini sudah sampai tahap seperti garam 100 gram dalam panci sayur berdiameter 20 cm.Hampir setiap hari timeline facebook, twitter, dan situs media lain seperti Kompasiana diisi dengan status maupun tulisan ataupun komentar yang tidak mengenakan bahkan ada yang terpaksa mendelete pertemanan karena tidak tahan melihat temannya berubah menjadi seorang monster yang hendak menghancurkan lawan dari pasangan capres/cawapres yang didukungnya.

Tingkah laku para pendukung lebay ini sangat kontradiksi dengan sikap para capres dan cawapres yang sedang berkompetisi mengambil hati rakyat untuk memilihnya. Hal ini ditunjukan saat pengambilan nomor urut sore tadi, kedua pasangan menunjukan sikap yang cukup bersahabat, tersenyum, bersalaman bahkan cipika cipiki , dan terlihat sesekali melakukan percakapan.

Saya teringat dengan cerita yang dialami oleh sahabat saya saat pilkada di daerah. Karena berbeda pilihan politik dengan temannya dan sempat terjadi ribut, akhirnya mereka musuhan. Apakah setelah pilkada selesai dan diketahui pemenangnya, hubungan teman-teman saya ini membaik? Ternyata TIDAK bisa diperbaiki, padahal saya sangat mengetahui, dulunya mereka sangat akrab, berkerjasama mencari bantuan bila ada bencana banjir terjadi disana. Yang bisa dirasakan hanya kepuasan bahwa pasangan yang didukungnya berhasil memenangkan pilkada, tetapi sejak itu tidak ada lagi keakraban/pertemanan dari teman terdekatnya. Memberi dukungan tentu tidaklah salah, tetapi bila sampai kehilangan pertemanan karena kegiatan tersebut, bukankah hanya akan menjadi penyesalan dikemudian hari.

Kalaupun kegiatan mendukung tersebut adalah sebuah pekerjaan karena memang diberi tugas oleh tim sukses partai atau pasangan, bukankah lebih baik member dukungan dengan mengemukakan kelebihan-kelebihan calon pasangan yang didukungnya bukan dengan menjelekkan lawan pasangan dengan hal-hal negatif.

Saya merasa gemas bila para pendukung salah satu pasangan calon menyerang pribadi dari Capres dan Cawapres. Ada yang menyerang sisi kerohanian calon presiden dan meragukan ke-Islamannya, dan ada juga yang menyerang salah satu capres yang tidak memiliki pasangan karena perceraian. Pertanyaan saya kepada para pendukung yang membahas isu-isu tersebut, apakah kita sudah yakin bahwa kita memiliki kerohanian yang lebih baik dari calon presiden, untuk yang beragama Islam, apakah sudah merasa lebih Islami dari sang capres? Untuk yang mempermasalahkan capres yang tidak memiliki pasangan hidup, apakah semua yang berkomentar miring atau menyindir capres tersebut sudah yakin bisa terus mempertahankan atau memiliki rumah tangga utuh selamanya? Saya yakin, tidak ada seorangpun yang menginginkan untuk berpisah dengan pasangan hidupnya.

Semoga sikap para capres dan cawapres hari ini, dapat membuka hati semua para pendukungnya untuk tidak lagi menjelekkan atau melakukan kampanye hitam kepada lawan pasangan capres/cawapres yang didukungnya. Dukunglah secara wajar, dengan mempromosikan kelebihan-kelebihan dari capres dan cawapres yang didukung dengan cara yang tidak  berlebihan dan bukan dengan jalan sebaliknya.

Damai itu indah dan persahabatan itu seharga emas, jangan rusak hanya karena emosi sesaat, karena bila terjadi sesuatu kepada kita atau keluarga kita, yang akan datang membantu dan memberi dukungan tentu sahabat-sahabat kita, karena capres dan cawapres belum tentu mengetahui siapa dan dimana rumah kita.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline