Lihat ke Halaman Asli

Ariyani Na

TERVERIFIKASI

ibu rumah tangga

Mengenal Kehidupan Anak Down Syndrome

Diperbarui: 18 Juni 2015   01:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1410320125720546204

[caption id="attachment_323149" align="aligncenter" width="300" caption="tulisan tangan Lina (dok Pri)"][/caption]

Kemarin saya menayangkan fiksi berjudul Hati Seorang Lina, yang saya tulis dengan tujuan untuk menunjukan bahwa perasaan cinta bisa dimiliki oleh siapa saja, termasuk seorang gadis down syndrome.Perasaan yang mungkin muncul karena adanya perhatian dan kasih sayang dari seorang yang berlawanan jenis dengannya, meskipun pada kenyataannya rasa itu mungkin salah tempat, karena orang yang disukainya adalah kakak sepupunya sendiri.

Saya bersyukur karena dalam beberapa hari bisa bersama-sama dengan gadis ini, karena sebelum ini saya hanya mengetahui kehidupan anak down syndrome dari luarnya saja.Setelah mengenal dan mengetahui kehidupannya, saya menjadi lebih banyak mengetahui bagaimana hati, perasaan, tindakan dan kehidupannya.

Di usianya yang ke 26, secara fisik memang terlihat masih seperti anak-anak, tetapi sebenernya Ia dapat bertingkah laku dan melakukan aktivitas secara normal tanpa bantuan orang lain.Punya rasa empati, punya rasa marah, punya rasa takut dan punya kemampuan lebih di bidang tertentu bila kita dapat membantu untuk menggalinya.

Dari caranya menyantap makanan, saya cukup terkagum-kagum karena Ia bisa makan dengan sangat rapi dan tidak ada satu butir nasi pun tersisa di piringnya. Ia berujar, bahwa tidak baik membuang makanan. Ia juga bisa memilih makanan yang baik dan tidak baik. Hal ini mungkin diajarkan orang tuanya dirumah.

Ia bisa menunjukan rasa empati yang begitu besar ketika melihat kaki anak saya terluka, seperti seorang kakak, Ia bertanya kenapa kaki anak saya terluka.

Kehidupannya sehari-hari diisi dengan belajar, setelah lulus menyelesaikan sekolah di Sekolah Luar Biasa, Ia mengikuti kursus bahasa mandarin, dan sampai saat ini Ia mampu membaca Koran dengan tulisan kanji dan menceritakan isi berita kepada orangtuanya.

Karena orang tuanya memiliki toko, kerap kali Ia juga membantu orang tuanya menjaga toko. Bagaimana cara Ia menjaga toko pun cukup unik. Dengan caranya, orang tidak mungkin memiliki kesempatan untuk mencuri barang yang dijual dan tentu tergugah untuk membelinya.

Seperti saya, mungkin banyak dari kita yang secara tidak sengaja melihat dengan pandangan aneh dan tidak berhenti saat melihat anak-anak down syndrome berada di mall atau tempat umum lain. Sekali lagi, anak ini pun memiliki perasaan yang sensitif, sehingga Ia sangat mengetahui bahwa Ia menjadi pusat perhatian orang-orang di sekelilingnya.Lalu apa yang ia lakukan bila Ia mengetahui ada yang menatapnya dengan pandangan heran dan tidak berhenti? Ia akan menghampiri orang tersebut dan mengajaknya berkenalan.Caranya unik, ia akan berkata “ kenapa kok melihat aku terus, mau kenalan ya, namaku Lina.”

Setelah mengetahui kejadian ini, saya berjanji kepada diri saya sendiri untuk tidak lagi melihat dengan pandangan heran atau kasihan bila bertemu dengan anak-anak ini, karena sesungguhnya mereka ingin diperlakukan sama dengan yang lain.

Satu hal terpenting, saya salut dengan orang tua Lina, yang bisa membesarkan dan mendidiknya menjadi seperti sekarang ini.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline