Lihat ke Halaman Asli

Ariyani Na

TERVERIFIKASI

ibu rumah tangga

Mobil Impian Pengendara Wanita

Diperbarui: 18 Juni 2015   00:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak menjadi ibu, saya berusaha untuk bisa mengendarai mobil sendiri, bukan dengan tujuan untuk bergaya atau untuk keperluan jalan-jalan, tetapi saya merasa hal tersebut sebagai keterampilan wajib yang harus saya kuasai.

Dasar yang menjadikan alasan bahwa bisa mengendarai mobil sebagai keterampilan wajib yang harus saya kuasai karena saya melihat kesibukan suami saya yang saat itu sedang membangun usaha dan sering keluar kota. Disisi lain, saya memiliki anak yang bisa tiba-tiba sakit dan perlu dibawa ke dokter/RS, sehingga saat itu saya berpikir alangkah lebihbaik bila saya bisa mengendarai mobil sendiri, karena setidaknya saya tidak perlu menunggu suami saya datang atau tidak perlu meminta bantuan orang lain mengantar.

Saat pertama kali belajar mobil, saya menggunakan mobil minibus manual tanpa power steering. Awal belajar ditemani suami dan setelah itu belajar sendiri hingga bisa. Karena mobil tersebut mobil tua, agak susah bagi saya yang pemula untuk mengendarainya, selain berat setirnya, mobil suka mati dijalan saat tidak bisa menyeimbangkan gas dan kopling.

Ketika keadaan ekonomi membaik, mobil diganti dengan mobil baru yang sudah power steering, tapi masih manual dan masih besar bentuknya, alasan kenapa membeli mobil yang berukuran agak besar karena sesekali mobil tersebut dipakai untuk membawa barang dagangan. Bagi saya, membawa mobil yang bentuknya besar agak merepotkan karena jalanan keluar masuk komplek kecil, selain itu agak repot kalau harus putar arah, tidak bisa sekaligus masuk, harus mundur lagi sesaat telah berputar dan susah saat harus parkir.

Bukan hanya karena panjang dan lebarnya yang membuat saya tidak nyaman mengendarainya, mobil manual seringkali membuat saya deg-degan bila bertemu kondisi macet dijalan menanjak. Saya khawatir bila mobil akan tiba-tiba berjalan mundur dan menabrak mobil dibelakang saat hendak maju dari posisi berhenti saat ditanjakan.

Beberapa tahun kemudian, akhirnya saya bisa mendapatkan mobil impian , yangmungkin juga menjadi impian ibu rumah tangga atau pengendara wanita yang sama seperti saya. Mobil impian saya tergolong city car dengan power steering dantransmisi matic.

Ukuran panjang City Car yang saya miliki cukup pas, tidak terlalu merepotkan saat hendak berbalik arah, tidak khawatir saat hendak parkir walau area parkir sudah padat.Dengan transmisi matic, saya merasa cukup aman, tidak perlu takut mesin mati ditengah jalan ataupun merasa khawatir mobil mundur saat jalanan macet dan menanjak, sehingga suasana hati menjadi lebih rileks saat mengendarainya.

Dengan mobil ini, hampir semua kegiatan saya lakukan sendiri, dari mengantar anak ke dokter atau ke sekolah, belanja bulanan bahkan bila ada keperluan mengunjungi teman/saudarayang rumahnya masih di dalam kota, dan saya tidak perlu mengganggu suami yang sedang sibuk bekerja.

Bila diberi kesempatan untuk mengganti mobil, saya akan tetap memilih jenis mobil seperti ini namun mungkin yang lebih canggih, yang lebih mumudahkan saat dikendarai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline