Lihat ke Halaman Asli

Ariyani Na

TERVERIFIKASI

ibu rumah tangga

Cara Lain Menikmati Kerupuk

Diperbarui: 17 Juni 2015   11:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14232111751943161712

[caption id="attachment_349649" align="aligncenter" width="300" caption="dokumen pribadi"][/caption]

Rasa-rasanya jari tangan dan kaki ini tidak cukup untuk menghitung banyaknya jenis kerupuk yang ada di Indonesia, semua bahan mentah, baik hewani maupun nabati bisa diolah menjadi kerupuk, bahkan sisa nasi yang tidak habis pun dapat diolah menjadi kerupuk.

Kerupuk disukai karena rasanya yang gurih dan renyah, dan jarang orang yang mau membeli kerupuk yang sudah masuk angina alias lempem. Harganya yang bervariasi dari hanya seribu rupiah hingga belasan ribu membuat kerupuk bisa diterima di semua kalangan.

Selain dijadikan camilan, kerupuk biasanya dijadikan teman makan nasi atau makanan lainnya, sehingga tidak jarang kita temui kerupuk ada di meja-meja restoran maupun digantung digerobak penjual meja kuliner.

Awalnya saya malu menceritakancara saya mengkonsumsi kerupuk, terutama bila kerupuk menjadi teman makan makanan utama yang saya konsumsi, seperti mie ayam, baso, bihun kuah dan segala jenis makanan yang berkuah lainnya. Bila orang lain menyantapnya secara terpisah, maka saya akan mencelupkan kerupuk saya ke dalam kuah-kuah tersebut dan baru dimasukan ke mulut. Rasanya? Hmmmmm…tidak ada duanya.

Saat kopdar bareng dua Kompasianer di pasar lama Tangerang, saya baru ketahui ternyata salah satu dari mbak-mbak cantik ini memiliki kebiasaaan yang sama dengan saya, maka dengan pedenya saya share kebiasaan ini melalui fesbuk.

Berawal dari status fesbuk ini, akhirnya saya menemukan juga cara lain mengkonsumsi kerupuk. Kakak kelas saya menceritakan bahwa di daerahnya ada makanan yang disebut SEBLAK BASAH, yang bahan dasarnya dari kerupuk dan berkuah.

Seblak bukan kata yang baru buat saya karena didekat sekolah anak saya ada yang menjual jenis makanan ini namun saya tidak pernah mampir untuk membeli. Berbekal rasa penasaran, akhirnya saya ikut antri juga membeli sambil melihat cara memasaknya.

Seblak ternyata makanan yang berasal dari KERUPUK MENTAH, yang direbus atau direndam diair hingga lembek, kemudian dimasak bersama bumbu-bumbu seperti kita memasak kwetiaw basah.

Seblak ini ternyata makanan berasal dari tanah pasudan, sehingga tidak heran bumbunya menggunakan KENCUR, seperti karedok atau tutug oncom.Penasaran ingin membuatnya sendiri? Pasti, karena saya suka sekali mencoba hal-hal yang baru.

Keesokan harinya saya mencari kerupuk jenis kerupuk kakap, namun tidak ada, dan akhirnya hanya menemukan kerupuk mentah berbentuk mie warna putih, dan mulailah saya mencoba mengolahnya untuk satu porsi saja.


  • Kerupuk saya rendam dengan air biasa (tidak saya rebus agar tidak terlalu lember) kurang lebih dua jam dan dipastikan tidak ada lagi bagian yang keras.
  • Sambil menunggu, saya menghaluskan bumbu yang terdiri dari 3 siung bawang putih, 2 siung bawang merah, satu ruas jari kencur dan 6 buah cabe rawit merah.
  • Setelah semua siap, saya mengocok telur dan membuatnya menjadi orak-arik kemudian sisihkan.
  • Bumbu yang sudah halus ditumis, setelah harum masukan telur orak-arik dan beri sedikit aer, setelah mendidih baru masukankerupuk hasil rendaman dan ditambah garam dan gula sedikit.
  • Diamkan sebentar, kemudian matikan api.
  • Seblak pun matang dan tambahkan irisan daun bawang atau bawang goreng.

Saya bangga menjadi rakyat Indonesia yang begitu kreatif terutama untuk Kuliner.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline