Lihat ke Halaman Asli

Psikologi Industri dan Organisasi (Group Cohesiveness, Social Loafing, Groupthink)

Diperbarui: 24 Juni 2015   08:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pengertian Group Cohesiveness

Besarnya derajat keinginan para anggota untuk tetap menjadi anggota itu, dinamakan kohesi kelompok.

Hal-hal yang Memengaruhi Kecenderungan untuk Kohesif

1.Motivasi seseorang, yang mencakup faktor-faktor kebutuhannya akan keanggotaan, pengakuan, rasa aman, kebutuhan akan materi dan nilai-nilai lain yang dapat diperoleh melalui perantaraan kelompok.

2.Karakteristik kelompok, yang mencakup tujuan kelompok, program, karakteristik para anggotanya, gaya kepemimpinan yang ada, kesempatan berpartisipasi dalam kegiatan kelompok, struktur kelompok, suasana dalam kelompok dan besar kecilnya kelompok.

3.Harapan bahwa keanggotaan dalam kelompok akan memberikan keuntungan-keuntungan.

4.Perbandingan yang dilakukan seseorang terhadap hasil yang diperolehnya demi keanggotaan kelompok; seseorang yang pernah mendapatkan sesuatu yang baik dari keanggotaanya pada kelompok-kelompok tertentu, akan menjadikan pengalaman demikian sebagai pembanding terhadap apa yang akan diperoleh atau sedang diperolehnya dalam kelompok lain.

Manfaat Adanya Kohesivitas:

1.dipertahankannya keanggotaannya.

2.terlihat adanya pengaruh dari kelompok terhadap anggotanya.

3.terdapatnya partisipasi dan loyalitas anggota terhadap kelompok.

4.adanya rasa aman jika berada dalam kelompok.

5.lebih memudahkan dalam evaluasi dan penyesuaian diri anggota kelompok

Kekompakan kelompok berbeda-beda, tergantung motivasi setiap anggota. Studi-studi secara konsisten memperlihatkan bahwa hubungan kekompakan dengan produksivitas tergantung pada norma kinerja yag dibangun oleh kelompok tersebut. Semakin kompak kelompok tersebut,tujuan semakin mengarah. Jika norma kinerja tinggi (output oke, pekerjaan berkualitas, kerjasama baik) maka suatu kelompok akan lebih kompak dan produktif. Namun, jika kekompakannya tinggi dan norma kinerjanya rendah, produksivitasnya akan rendah. Jika kekompakannya rendah dan norma kinerjanya tinggi, maka produksivitasnya akan meningkat, namun masih di bawah kelompok yang kekompokan dan kinerjanya tinggi. (Deden, 2010)

Namun kohesivitas kelompok juga bisa mendukung terjadinya groupthink di mana kelompok yang sangat kohesif bisa memberikan tekanan yang besar pada anggota kelompoknya , dan biasanya anggota kelompok tidak brsedia untuk mengemukakan keberatannya mengenai solusi yang diambil.

Pengertian Social Loafing

Social loafing (kemalasan sosial) maksudnya adalah kecenderungan individu untuk memberikan hanya sedikit usaha ketika bekerja secara kolektif dibanding anggota lain dalam kelompok tersebut, atau membiarkan anggota kelompok mereka bekerja secara individu namun ikut memetik hasil akhirnya.

Penyebab Social Loafing

Penyebebab social loafing ini mungkin bersumber dari suatu keyakinan bahwa anggota lain dalam kelompok tersebut tidak melaksanakan bagian tugas mereka dengan seimbang. Selain itu adalah penyebaran tanggung jawab. Karena individu merasa jika hasil dari tugas kelompok tersebut tidak mungkin diberikan oleh seseorang saja, maka hubungan input dan outputmenjadi tidak jelas. Sehingga banyak yangtergoda untuk menjadi “penumpang gratis (free riders)” dan mengandalkan pada usaha-usaha kelompok.

Pengertian Groupthink

Groupthink merupakan proses berpikir dan pengambilan kepuusan kelompok yang sudah dalam puncak kebingungan/ stres, jadi lebih memperhatikan kesempatan daripada mengevaluasi pendapat yang tersebut dengan logika.

(Mulyana , 1999) mendefinisikan Groupthink sebagai satu situasi dalam proses pengambilan keputusan yang menunjukkan tumbuhnya kemerosotan efisiensi mental, penguajian realisitas, dan penilaian moral yang disebabkan oleh tekanan-tekanan kelompok. Sedangkan menurut Rakhmat (2005) groupthink adalah proses pengambilan keputusan yang terjadi pada kelompok yang sangat kohesif,sehingga kemampuan kritisnya tidak efektif lagi.

Jadi groupthink ini tergantung pada pemikiran individu dalam kelompok tersebut dan prosesnya. Groupthink ini bisa mengakibatkan pengambilan keputusan yang buruk karena mengabaikan/ mengorbankan pendapat atau keputusan yang sebenarnya bagus

Namun hal ini dapat dikurangi dengan cara dua tahap: discouraging leader bias dan menghindari isolasi kelompok. Jangan sampai dominan, dan memberikan setiap anggota untuk memberikan saran atau bahkan mengkritik.

APAKAH BEKERJA SECARA GROUP LEBIH BAIK DARIPADA INDIVIDU?

Kalau menurut saya adakalanya lebih baik individu. Dilihat dari konteks kerjanya jika memungkinkan hanya segelintir saja yang bekerja lebih baik individu tapi kalau pekerjaannya rada berat dan memang hanya bisa dikerjakan dengan kelompok apalagi dengan batasan waktu lebih baik kelompok. Hanya saja konsekuensinya ketika pekerjaan itu dilakukan secara kelompok si penilai harus punya taktik untuk tahu siapa aja sesugguhnya yang bekerja dan harus tetap dipantau demi meminimalisir ketidakadilan dan terjadinya social loafing di mana tidak semua anggota turut andil serta dalam melakukan tugasnya.

Daftar Pustaka

Kusnadi, Deden. 2010. MODUL DINAMIKA KELOMPOK DAN KEPEMIMPINAN: Manajemen Sumber Daya Manusia Konsentrasi Komunikasi Bisnis Dan Penyuluhan. Institut Manajemen Koperasi Indonesia

Poyuono, Arief. Groupthink Theory.Jakarta: Ilmu Komunikasi Jayabaya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline