Lihat ke Halaman Asli

Akan selalu ada Majas "Tetapi"

Diperbarui: 26 Juni 2015   01:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

4 februari 2010

hari paling memilukan dalam sejarah hidupku, itulah hari terakhir dimana aku melihat raga utuh mu berbaring lemah tak berdaya, raga yang di penuhi dengan balutan selang, infus jarum suntik yang terpaksa harus menempel di tubuh rapuhmu, bahkan kau harus membutuhkan bantuan oksigen untuk membuatmu tetap bernafas, dan aku tau itu sangat menyakitkan.

ingin rasanya aku lepas semua selang2 itu, dan memelukmu seerat2nya.
ingin sekali aku memaksamu untuk berdiri kokoh dan berlari dari tempat menjijikan ini. berlari menuju tempat dimana kita biasa bernyanyi bersama dan melepaskan dahak2 tawa kita.

masih terbayang sampai saat ini bagaimana wajah cantikmu memintaku untuk menyuapinya segelas air putih, dan aku hanya bisa memberikan nya satu sendok, SATU SENDOK TEH!!!.. padahal aku bisa memberikan minuman apapun yang kau mau, berapa gelaspun sampai kamu merasa puas,

tergoda anganku untuk kembali mengawang di udara bersama arwah2 yang mungkin sedang bersamaku,

menari dalam asa yang telah terbuang jauh, terbuang bersama setiap rasa sakit yang kau rasakan dan pemandangan memilukan yang terpaksa harus aku saksikan.

ini semua lagi-lagi tentang kehilanganmu. sebuah kehilangan yang membuatku terpukul, sangat terpukul.

namun akan selalu ada majas "tapi" dalam sebuah cerita kehidupan, dan ini yang akan membuat ku semakin tegar.

kehilangan mu akan menjadi pembelajaran penting, pembelajaran yang harus aku bayar dengan rasa perih dan tetesan air mata,

namun sekai lagi, akan selalu ada majas "tapi" dalam sebuah cerita kehidupan, dan itu yg akan menjadikanku tidak terlihat cengeng lagi.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline