(Alternatif Penciptaan Laboratorium SD yang Efektif)
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan pada materi pembelajaran, sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran dan perasaan peserta didik, dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu (Ibrahim dkk, 2000, p.4). Tanpa memanfaatkan media tujuan pembelajaran tidak dapat dicapai secara maksimal.
Untuk mempermudah pemahaman kita tentang media pembelajaran, terdapat beberapa jenis media dan pengelompokannya. media pembelajaran, terdapat beberapa jenis media dan pengelompokannya. Menurut Abdorrakhman (2010, p.141), terdapat empat macam media pembelajaran, yaitu:
1) Media visual, adalah media non elektronik yang hanya dapat dilihat, yakni meliputi: papan tulis, white board, flannel board, flip chard, poster model atausolid aid.
2) Media audio, adalah media yang hanya dapat didengar, contohnya: amplifier, radia, tape-recorder, SD player. Gitar dan gamelan.
3) Media audiovisual, adalah media yang dapat didengar dan dilihat. Misalnya: slide proyektor, televise, film strip proyector, video plater, dan DVD player,computer.
4) Multimedia, adalah media yang menampilkan materi pembelajaran dengan segala keunggulannya, yakni menampilkan berbagai teknik penyajian dengan memanfaatkan teknologi computerdan LCD projector sebagai alat utamanya.
bagi peserta didik media pembelajaranlah satu-satunya yang utama untuk dipenuhi. Melalui pemenuhan kebutuhan tersebut, pemahaman peserta didik terhadap materi pembelajaran lebih dapat dikuasai. Dengan demikian, memanfaatkan media pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik diperlukan.
Lingkungan Kelas SD yang dilengkapi dengan berbagai tampilan media pembelajaran, jika akan digunakan untuk kepentingan sebagai "model" tentunya cukuplah satu kelas saja, karena memungkinkan kelas itu di samping dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran tematik-integratif, juga dapat difungsikan sebagai kunjungan. Misalnya: dengan tema Indahnya kebersamaan di kelas IV,dengan materi cerita Malin Kundang.
Cerita itu disajikan pada peserta didik melalui video yang dapat dilihat dan didengar. Tampilan dalam video tersebut memungkinkan peserta didik untuk mempelajari IPA tentang hukum Archimedes. Diajaklah para peserta didik untuk berpindah ke sudut IPA. Di sudut itu terdapat media yang dapat memperjelas pemahaman mereka tentang bukti hukum Archimedes tersebut. Di sana terdapat baskom besar yang diisi air dan dilengkapi dengan kapal-kapalan.
Ketika guru akan menjelaskan asal daerah cerita Malin Kundang dan budaya di daerah tersebut, diajaklah mereka ke sudut IPS. Di sudut IPS itu terdapat daerah yang memperjelas pemahaman peserta didik tentang asal dan budaya daerah dari cerita tersebut. Ketika guru akan meminta peserta didik untuk menceritakan kembali cerita Malin Kundang, dengan memperhatikan struktur bahasa dan ejaan yang benar, diajaklah mereka ke sudut bahasa. Di situlah guru dapat memperjelas cara menulis cerita dengan struktur bahasa dan penggunaan ejaan yang benar. Ketika guru akan membelajarkan tentang konsep perkalian/pembagian berdasarkan gajinya Malin Kundang, diajaklah mereka ke sudut matematika. Itulah gambaran sepintas tentang perlunya Lingkungan Kelas SD melalui sudut-sudut mata pelajaran di SD. Oleh karena itu perlu pengaturan yang baik agar kelas tidak dikatakan sebagai gudang.