Lihat ke Halaman Asli

Derita Palestina tak Kunjung Usai

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

derita yang dialami warga palestina sangat memprihatinkan, tempat tinggal, fasilitas hilang semua diambil Israel yang awalnya tidak memiliki tanah sama sekali.Perlahan tanah palestina diambil dengan berbagai macam cara, ada saja cara untuk mengusir warga palestina dari tanahnya sendiri, SUNGGUH KEJAM!!!

mungkin bicara soal palestina dan israel adalah masalah yang sensitif, namun terlepas dari hal itu, israel memang sangat kejam dan tak ada kompromi soal memperluas wilayah pemukiman untuk warganya. Pelanggaran HAM berat telah dilakukan israel terhadap palestina.

Negara amerika saja masih bertekuk lutut dengan israel, karena di amerika pun orang yahudi punya kendali. dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa amerika tidak mungkin melawan apa keinginan israel dan malah membantu mensupport secara penuh untuk perluasan wilayah israel.

rekayasa rekayasa dibuat israel, opini opini sesat dinaikkan ke permukaan sehingga ada alasan untuk menyerang dan mengusir palestina dari tanah mereka sendiri.

Seandainya saja negara sahabat di timur tengah mau membantu palestina, mungkin hal ini masih bisa dicegah, namun apa daya kekuatan negara timur tengah dan arab masih jauh dibawah amerika, dan satu persatu negara di timur tengah dan arab mengalami krisis politik, dan ada yang diserang oleh amerika.

Namun, yang saya heran, mengapa masih ada saja yang membela israel. Masih ada saja propaganda yang menyalahkan palestina, padahal sudah jelas-jelas israel berbuat seperti apa. Apa mata mereka sudah dibutakan yang maha kuasa? wallahualam

semoga ALLAH SWT memberikan perlindungan, kekuatan, ketabahan, kesabaran, dan ridhoNya kepada seluruh warga palestina yang dirampas tanahnya. amiin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline