Lihat ke Halaman Asli

Sekapur Sirih tentang Metode Berpikir: Hakikat sebagai Seorang Manusia

Diperbarui: 21 Agustus 2024   16:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Filsafat adalah teori umum tentang kenyataan yang mencakup kajian mendalam tentang hubungan antara pikiran dan keadaan, ide dan materi, serta perubahan dan perkembangan. Filsafat meneliti berbagai masalah terkait alam, masyarakat, dan pikiran, sehingga menjadi landasan penting untuk studi kita. Pengetahuan ekonomi politik dapat diperiksa kembali melalui landasan filsafat untuk memastikan konsistensi cara berpikir. Sepanjang sejarah, banyak filsuf telah berkontribusi, mulai dari Yunani kuno hingga pemikir modern. Filsafat juga penting bagi gerakan revolusioner, karena metode berpikir yang tepat diperlukan untuk mengatasi penindasan. Pertanyaan tentang mana yang lebih dulu, ide atau materi, membagi filsafat menjadi dua aliran: Idealisme, yang menempatkan ide sebagai yang utama, dan Materialisme, yang mengutamakan materi.

IDEALISME

Filsafat idealisme terbagi menjadi dua:

  1. Idealisme Obyektif berpendapat bahwa ide-ide objektif ada di luar manusia, seperti ide tentang Tuhan dalam filsafat agama atau ide absolut dalam filsafat Hegel. Pandangan ini menganggap bahwa alam semesta dan kehidupan adalah manifestasi dari ide Tuhan sebagai pencipta. Dalam kehidupan sehari-hari, idealisme obyektif tercermin dalam keyakinan bahwa segala sesuatu bergantung pada kekuatan supranatural seperti Tuhan atau dewa. Contoh pemikiran ini bisa dilihat dalam ungkapan seperti "ini sudah takdir."

  2. Idealisme Subyektif berpendapat bahwa ide subjektif manusia menentukan keadaan dunia sekitarnya. Contohnya adalah orang yang menggantungkan segalanya pada pemikiran manusia. Tokoh terkenal dari aliran ini adalah Bishop George Berkeley, seorang filsuf Inggris yang menyangkal keberadaan dunia material secara objektif. Dalam kehidupan sehari-hari, idealisme subyektif tampak dalam pandangan bahwa keadaan dunia tergantung pada suasana hati seseorang—jika hati bahagia, dunia tampak cerah, dan sebaliknya. Idealisme subyektif menolak adanya dunia materi yang objektif dan mengakui dunia nyata hanya dalam sensasi manusia.

MATERIALISME

Filsafat materialisme berpendapat bahwa materi lebih dulu ada (primer) dan ide atau pikiran muncul sebagai hal sekunder. Dalam pandangan ini, materi menentukan ide, bukan sebaliknya. Misalnya, kebutuhan manusia akan tempat tinggal memunculkan ide untuk membangun rumah. Di kota-kota besar, meningkatnya populasi menyebabkan harga tanah naik, yang kemudian melahirkan ide untuk membangun rumah bertingkat. Demikian pula, ide tentang Indonesia merdeka muncul karena penderitaan rakyat akibat penindasan kolonial. Jadi, ide atau pikiran adalah refleksi dari kenyataan material.

Filsafat materialisme terbagi menjadi empat:

  1. Materialisme Primitif: Merupakan bentuk awal materialisme yang berkembang di Yunani Kuno sekitar 600 SM. Meskipun masih sederhana, ini adalah dasar bagi perkembangan materialisme selanjutnya.

  2. Materialisme Mekanik: Menganggap setiap fenomena seperti mesin, di mana gerak dipandang hanya sebagai pergeseran tempat atau perubahan jumlah tanpa perubahan kualitatif, seperti pergerakan rantai sepeda.

  3. Materialisme Metafisik: Melihat dunia secara terpisah-pisah atau terbagi-bagi, tidak secara menyeluruh, dan bersifat statis. Contohnya adalah pandangan bahwa seseorang yang pernah berbuat salah akan selalu salah, tanpa bisa berubah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline