Lihat ke Halaman Asli

Aris Wahidin

Penulis lepas

Sejarah Seputar Makam Syeh Ahmad Suryokonto

Diperbarui: 27 September 2019   01:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Mualana Habib Lutfi Bin Ali Bin Hasyim Bin Umar Bin Hasan Bin Toha Bin Yahya dalam kesempatan tausiyah pada acara 40 hari meninggalnya KH Maimin Zubair Sarang pernah menyatakan bahwa ''di luar Hadromaut, makam para wali paling banyak terdapat di Indonesia.

Sulthanul Arifin atau Pimpinan para wali dizamannya juga ada di Indonesia, seperti Sunan Bonang dan Sunan Drajat''. Tradisi untuk menghormati, menziarahi makam orang suci dan leluhur menjadi tradisi yang terus lestari dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Di Makam para wali kita tidak hanya bisa mendoakan tetapi juga bertawasul (memohon kepada Allah, dengan perantara sang wali), yang mana tawasul ini sama sekali tidak bertentangan dengan ajaran Islam atau dibenarkan secara syar'i.

Hampir disetiap sudut kota, ataupun desa kuno yang ada di Jawa, di tepi laut maupun di pegunungan bisa kita lihat terdapat makam dan petilasan para wali. Konon orang-orang solih zaman dahulu yang firasatnya sangat kuat, ketika memasuki usia senja, akan mengikuti khotroh (isyarat kalbu) dari hatinya untuk menyingkir dari riuhnya kehidupan duniawi, menyendiri disuatu tempat yang hening sunyi untuk mendekatkan diri kepada Tuhan.

Orang jawa kuno menyebut laku ini sebagai bebadran atau riyadhoh disertai uzlah (tirakat sembari mengasingkan diri dari dunia ramai). Salah satu bukti dari lelaku orang zaman dahulu tersebut adalah; di daerah kecamatan Blado terkenal sebuah bukit di Desa Wonobodro, sebuah perdikan yang sudah ada sejak zaman Mataram Islam, di situ terdapat banyak Makam wali, jika ditinjau dari asal kata; Wonobodro bersal dari kata wana berarti hutan, badran berarti bertapa. 

Dari sini kita bisa mengetahui bahwa Wobodro dizaman dahulu menjadi tempat tujuan orang-orang yang hendak melakukan  bebadran atau riyadhoh disertai uzlah.

Di desa Bawang juga terdapat makam wali yang oleh orang-orang sepuh dikenal dengan makam syeh Ahmad Suryokonto, letaknya di sebelah utara dukuh Dlimas, ditepi sungai Gumiwang, di ujung selatan komplek persawahan yang dikenal dengan Mangli.

Tidak jauh dari makam di sebelah utara dapat dijumpai dua sumber mata air yang dikenal dengan tuk lanang dan tuk wadon, disamping untuk kebutuhan sehari-hari sumber mata ini juga digunakan untuk mengairi sawah, karena selama ini dikenal tak pernah mengering meski terjadi kemarau panjang.  Mengenai identitas personal Syeh Ahmad Suryokonto belum ada catatan tertulis ataupun keturunan langsung yang bisa menjelaskannya. 

Penulis sendiri sering mendengar dongeng dari orang tua dan orang-orang yang mengalami hal-hal aneh di sekitar Makam Syeh Ahmad Suryokonto. Menurut penuturan dari Kakek penulis, dulu di sebelah timur makam terdapat dua pohon beringin besar yang tumbuh bersebelahan, dikenal dengan sebutan Ringin Kurung, suatu ketika terjadi hutan disertai angin dan banjir di sungai gumiwang, akibatnya tumbanglah kedua pohon beringin tersebut.

Setelah hujan reda, di belakang rumah tokoh ulama setempat, yaitu Kiai Jalal Suyuti, ditemukan seorang lelaki tak dikenal yang pingsan tak sadarkan diri, setelah diberikan perawatan sekedarnya, lelaki tersebut siuman dan diajak berkomunikasi oleh Kiai Jalal perihal identitasnya; lelaki itu hanya mengatakan bahwa selama ini ia tinggal di pohon beringin kurung, setelah pohonnya tumbang ia hendak kembali ke daerah asalnya di Surakarta, kemudian lelaki itupun pergi secara misterius.

Menurut penuturan dari Kyai Muhyidin cucu dari Kyai Jalal Suyuti, pada zaman gegeran banyak keluarga Habaib dari pekalongan yang mengungsi ke Desa Bawang, para Habaib tersebut ditampung dan diberikan penghormatan dengan baik oleh keluwarga besar Kyai Jalal Suyuti.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline