Setiap manusia yang merupakan makhluk sosial sangat membutuhkan komunikasi untuk menjalani kebutuhan kehidupannya sehari-hari. Ada banyak sekali bentuk-bentuk komunikasi yang dilaksanakan masyarakat dalam kehidupan bersmasyarakat baik dalam bentuk verbal maupun non-verbal. Pada masyarakat Indonesia dalam menggunakan komunikasi verbal sangat beragam dikarenakan bayaknya suku-suku yang tersebar di penjuru Nusantara. Dimana keberagaman suku ini membuat banyak sekali bahasa, dialeg dan logat yang muncul di setiap satu suku.
Keberagaman ini membuat setiap masyarakat yang hidup pada suatu suku di pastikan lebih terdahulu memahami Bahasa keseharian mereka untuk melakukan komunikasi di lingkungannya. Sehingga, masyarakat yang terus berada di lingkungan Bahasa daerahnya akan memiliki pemahaman yang kurang terhadap Bahasa persatuan yaitu Bahasa Indonesia. Di mana Bahasa Indonesia seharusnya menjadi Bahasa pemersatu yang akan membatu masyarakat dalam menjalin hubungan kemasyarakatan Jika masalah ini terus menerus dibiarkan, ditakutkan terjadi kesalahan-kesalahan persepsi dalam melakukan komunikasi antarbudaya. Hal ini tertera pada Peraturan Presiden No. 63/2019 yang menegaskan bahwa "bahasa Indonesia wajib digunakan sebagai bahasa pengantar dalam pendidikan nasional. Meski demikian, seperti yang tertulis pada Pasal 23 Ayat 2, penggunaan bahasa daerah dibolehkan sebagai bahasa pengantar, terutama di level sekolah dasar (SD) untuk memudahkan proses pembelajaran"
Faktor-Faktor Kurangnya Pemahaman Bahasa Indonesia oleh Masyarakat Terpencil
Banyak faktor yang mengakibatkan masyarakat terpencil tidak mengerti bahkan tidak paham Bahasa Indonesia, yaitu :
1. letak geografis dan topografi yang sulit dijangkau oleh akses transportasi dan komunikasi.
Hal ini menyebabkan publikasi Bahasa Indonesia yang sangat sulit menjangkau daerah mereka. Hal ini diperparah dengan akses pendidikan yang sangat sulit menembus daerah mereka, yang menyebabkan pendidikan bahasa tidak dapat tersampaikan sama sekali.
2. Kurangnya Perhatian dari Pemerintah
Dalam segi kebijakan pemerintah yang kurang memperhatikan daerah terpencil. Hal ini sungguh disayangkan, karena tanpa kebijakan pemerintah yang langsung menyentuh masyarakat terpencil Indonesia, semua yang diupayakan oleh masyarakat yang peduli pun menjadi sulit.
Solusi Mengatasi Peningkatan Pemahaman Bahasa Indonesia oleh Masyarakat Terpencil
Hal ini akan lebih efektif jika adanya kerja sama antara pemerintah dengan seluruh lapisan masyarakat untuk meningkatkan pemahaman penggunaan Bahasa Indonesia di daerah terpencil. Hal-hal yang dilakukan yaitu :
1. Para pelajar di daerah terpencil perlu untuk membiasakan diri menggunakan bahasa Indonesia dalam percakapan di sekolah. Dominasi penggunaan bahasa Indonesia dalam kehidupan bersekolah sangat berpengaruh terhadap penguasaan bahasa Indonesia siswa. Semakin siswa terbiasa maka kemampuan siswa pun meningkat.
2. Perlunya meningkatkan literasi siswa di daerah pedalaman. Pihak sekolah, pemerintah, aktivis pendidikan serta lembaga sosial dapat memberikan buku berbahasa Indonesia kepada siswa di daerah pedalaman. Setiap siswa diwajibkan untuk membaca buku berbahasa Indonesia lalu membuat ringkasan dari buku yang telah dibaca. Selain membiasakan penggunaan bahasa Indonesia bagi siswa, kegiatan literasi tersebut juga meningkatkan pemahaman siswa terhadap bahasa Indonesia.
3. Penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar pendidikan memang menjadi sebuah kesulitan di daerah tertentu. Namun, setiap ada masalah pasti ada jalan keluar. Dengan berbagai alternatif permasalahan yang ditawarkan tentu kesulitan ini dapat diatasi sedikit demi sedikit dan bahasa daerah tidak lagi sangat mendominasi keseluruhan proses pembelajaran di sekolah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H