Lihat ke Halaman Asli

KAI Commuter: Melihat Kemanusiaan, Saling Pengertian dalam Perjalanan Naik Transportasi Publik

Diperbarui: 20 Agustus 2023   23:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi pribadi/Dalam gerbong KRL Yogyakarta-Solo

Rasanya sudah puluhan kali saya bepergian Yogyakarta-Solo dengan menggunakan KAI Commuter Line, moda transportasi andalan warga Yogyakarta dan Solo dengan berbagai tujuan akhir yang berbeda-beda. 

Kehadiran KAI Commuter di Yogyakarta dan Solo selain dapat menumbuhkan budaya menggunakan transportasi publik, tetapi juga menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya lingkungan apalagi ketika pemerintah Indonesia sedang berupaya meninggalkan energi fosil yang menghasilkan jejak karbon menuju energi terbarukan yang lebih ramah lingkungan. 

Tepat satu tahun yang lalu, kali pertama saya mencoba menggunakan moda transportasi KAI Commuter Line dengan relasi Yogyakarta-Solo dan sebaliknya, tidak seperti KAI Commuter yang beroperasi di Jakarta dan sekitarnya yang memiliki banyak rute dan jalur kereta untuk menghubungkan antarstasiunnya, KAI Commuter Line di Yogyakarta hanya beroperasi melayani relasi Kutoarjo-Yogyakarta, Yogyakarta-Palur dan sebaliknya. Meskipun demikian, kehadiran KAI Commuter Line sangat membantu bagi saya maupun pengguna KRL lainnya yang setiap hari menggunakan moda transportasi ini.

Menggunakan moda transportasi KAI Commuter menjadi alasan mengapa saya bisa memperhitungkan waktu tempuh untuk pergi maupun pulang, jadwal kedatangan kereta di setiap stasiun pemberhentian yang tetap sesuai dengan jadwal yang tertera pada papan informasi menjadikan keunggulan mengapa saya suka menggunakan moda transportasi KAI Commuter.

Selain itu, ada beberapa alasan mengapa saya sangat suka menggunakan moda transportasi KAI Commuter, seperti harga yang ditawarkan masih cukup murah bagi saya sebagai mahasiswa yang harus mengatur keuangan di Kota Yogyakarta ini. Tentunya hal inilah yang menjadikan banyak orang dari kedua kota ini dan tempat-tempat yang dilalui KAI Commuter menggunakan moda transportasi KAI Commuter selain karena cepat, nyaman, tentunya tepat waktu..

Selama puluhan kali saya menggunakan KAI Commuter, banyak hal yang memberikan saya pelajaran akan hidup, sebagai seorang mahasiswa yang jauh dari orang tua maupun keluarga, saya diajarkan untuk bisa hidup mandiri dan menggunakan uang dengan semaksimal mungkin. Berbaur dengan banyak orang di dalam setiap gerbong KAI Commuter, ternyata ada banyak hal yang bisa saya ambil dari setiap apa yang saya lihat selama puluhan kali menggunakan KAI Commuter.

Pertama, saya terdorong untuk memprioritaskan bagaimana setiap orang dalam gerbong agar bisa menggunakan tempat duduk yang disediakan. Tentunya pas awal-awal saya menggunakan KAI Commuter, saya selalu ingin menjadi yang pertama masuk untuk mendapatkan tempat duduk, apalagi ketika jam sibuk berangkat maupun pulang kerja atau ketika weekend karena di jam-jam tersebut semua gerbong penuh sampai harus ada yang berdiri.

Namun, di sini saya menyadari bahwa ada hak-hak khusus, seperti kursi prioritas yang khusus disediakan bagi wanita, wanita hamil, lansia agar bisa duduk ketika dalam perjalanan. Awalnya saya tidak terlalu memperdulikan karena saya juga mau duduk dengan nyaman di sepanjang perjalanan, tetapi melihat bagaimana orang-orang tersebut harus berdiri dengan perjalanan waktu yang tidak sebentar pun saya juga merasakan bagaimana rasanya berdiri. Akhirnya, saya berdiri dan mempersilakan orang-orang yang membutuhkan untuk duduk dengan nyaman.

Biarpun begitu, masih banyak orang yang seakan tidak peduli dengan kursi yang disediakan oleh pihak KAI Commuter bagi pengguna yang diprioritaskan. Masih banyak pengguna yang masih tetap duduk walaupun di depannya ada yang lebih berhak menduduki kursi yang disediakan KAI Commuter. Namun, usaha saya untuk mempersilakan tempat duduk bagi yang membutuhkan walaupun tidak di area kursi prioritas sekalipun bisa mengunggah kesadaran pengguna KAI lainnya untuk berdiri dan mempersilahkan duduk bagi pengguna lainnya yang sekiranya membutuhkan. 

Kedua, sebagai moda transportasi publik, KAI Commuter Line pastinya telah berupaya memberikan pelayanan yang baik bagi para penggunanya, tetapi sesempurna apa pun dalam memberikan pelayanan baik secara langsung maupun tidak langsung akan ditemukan celah yang tidak dapat diprediksi. Pengalaman ketika KAI Commuter mati lampu dan mogok ketika sedang perjalanan menuju Solo menjadi pengalaman berkesan yang pernah saya nikmati.

Pada bulan Juli 2023, KAI Commuter tujuan akhir Stasiun Palur mengalami mogok karena mati lampu di Stasiun Brambanan. Stasiun Lempuyangan sebagai stasiun keberangkatan saya ketika itu sangat padat dan ramai dengan para pengguna yang akan atau menuju arah Solo. Tidak terpikirkan ketika itu bahwa KRL akan mengalami hal yang tidak terduga, yaitu mengalami mati lampu dan mogok.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline