Lihat ke Halaman Asli

Aku Ingin Seperti Matahari

Diperbarui: 24 Juni 2015   18:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13570358241240045495

[caption id="attachment_217627" align="aligncenter" width="300" caption="sumber gambar : google.com"][/caption]

Bunga mekar indah ditaman depan rumah, suara burung berkicau indah memanggil kedamaian, hangatnya matahari pagi menyinari jiwa ku. Hari baru bagiku sama dengan semaangat baru. Inilah aku sang pencari mimpi.

Aku seorang lelaki yang memiliki perawakan besar dan kekar bagai seorang pencari kayu di hutan , tubuhku berbadan tegap, warna kulit sawo matang, dan rambut sedikit berjambul, warna baju yang sering aku pakai warna merah dan putih,layaknya warna keganggaan warga dinegaraku. Aku sangat bangga dengan negeriku, ya negeri seribu pulau.

Hari ini seperti biasa hariku ditemani dengan jadwal rutinitas yang harus dijalankan, pagi hari membersihkan kontrakan yang tak lebih ukuran 3×4 meter, penuh dengan barang-barang  dagangan yang siap dijajakan. Pagi-pagi sekali harus pergi kepasar untuk berjualan.

Suasana pasar kali ini sangat ramai, sebentar lagi bulan suci ramadhan tiba, banyak orang berbondog-bondong pergi kepasar untuk bebelanja, ada yang membeli sayuran, daging, dll. Disudut pasar seorang pemuda yang memiliki perawakan kekar menata jualannya dan sesekali melihat sekeliling pasar belum ada yang membeli dagangannya.

Dia berdagang pakaian muslim untuk laki-laki dan peci. Barang-barang ini bukan miliknya akan tetapi titipan yang ia kenal. Setelah menuggu beberapa saat ada seorang ibu-ibu mendekati lapak nya. “mas, berapa baju koko yang ini? ,(dengan menunjuk baju koko warna putih)? Tanya seorang ibu yang membawa keranjang sayuran”.”oh iya yang itu 75 ribu,”jawab pemuda itu. Ibu itu menawar, 50 ribu aja ya mas?.

“maaf bu harga dari tokonya sudah 50rbuBagini saja ibu, terserah ibu mau memberikan lebihnya kepada saya. Untuk harga dasarnya 50 ribu. Ibu itu sejenak terdiam, dia kagum dengan kejujuran pemuda itu. Karena dia melihat ketulusan dari mata pemuda itu. Kemudian ibu tersebut merasa penasaran dan bertanya kepada pemuda itu, “mas sudah lama berjualan?”.

Alhamdulillah bu sudah 1 tahun ini.jawab pemuda itu. Kenapa berjualan?. ”Untuk membiayai saya kuliah dan membiayai adik-adik saya sekolah”. Memangnya mas kuliah smester berapa?. Alhamdulillah sekarang smester terakhir.doakan bu saya cepat lulus”.

Ibu  itu mengaminkan doanya. Mas begitu semangat ya, kalo boleh tau cita-cita nya ingin menjadi apa? .kalo ditanya ingin menjadi apa, tujuan hidup saya hanya satu bu mendapatkan ridho dari Allah. saya ingin menjadi seorang pengusaha yang sukses. Dengan itu  Saya ingin bisa memberikan manfaat bagi orang lain. membuka lapangan pekerjaan yang luas.karena bukan kah “sebaik-baiknya manusia adalah dapat bermanfaat untuk sesama”.

Saya ingin seperti matahari yang memberikan manfaat untuk semua makhluk hidup di bumi ini. Ibu itu bangga dengan mimpi pemuda ini, semoga doamu terkabul, aamiin.kalo begitu “mas ibu beli baju kokonya dua ya yang putih dan yang biru,ibu itu memberikan uang kepada pemuda itu,200rbu. Ibu  ini kembaliiannya”, . “sudah simpan saja kembaliannya untuk tamahan uang sekolah adik mas”. “Kalo begitu terimakasih bu”. Ibu itu pun pergi ditengah-tengah kerumunan pasar.

Pemuda itu pun dengan semangat terus menawakan jualannya kapada setiap orang yang lalu lalang di pasar. Saya sangat yakiin mimpi saya akan terwujud, gumam pemuda itu.. By ; @arisright

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline