Lihat ke Halaman Asli

Aris Pulsar

Traveler, Writer

Greeding

Diperbarui: 6 Juli 2024   09:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aris Saga

Capaian seorang pelukis tidak hanya dilihat seberapa banyak produk yang dihasilkan dalam karyanya atau seberapa sering melakukan pameran atas karyanya dan seberapa banyak kolektor yang memburu lukisannya, lebih dari itu seorang pelukis merupakan talent yang diberikan sangat special oleh Yang Maha Kuasa.

Pada prinsipnya melukis adalah menuangkan semua rasa dalam sebuah media untuk menciptakan dimensi. Lukisan adalah sebuah karya dan diserahkan sepenuhnya kepada penikmat karya seni lukis itu sendiri tanpa adanya intervensi selama tidak merusak barang lukisan tersebut.

Penikmat lukisan bebas untuk mengartikan dari sudut pandang masing masing, walaupun ada teory tentang warna, komposisi atau value dalam sebuah lukisan untuk kalangan awam terserah mereka saja untuk menilai subuah lukisan indah atau tidak indah.

Sedangkan dari sisi pelukis sendiri dalam menuangkan idenya mengerahkan semua daya cipta,rasa dan emosional beraduk menjadi suatu bentuk dalam lukisan, Peran emosional dalam berkarya sangat menentukan hasil dari pada lukisan.

Ada istilah Greeding dalam melukis, dimana seorang pelukis tidak merasa puas dengan lukisan yang sedang dilukisnya, ini menimbulkan perang dengan dirinya sendiri dimana ada batasan yang harus dicapai atau malah akan melebihi batasan itu sendiri. Greeding atau serakah dalam menambah warna atau bentuk jika si pelukis tidak dalam kondisi yang stabil secara emosional maka lukisan akan berubah bentuk tidak seperti yang diinginkannya.

Melukis adalah bermain emosi, seorang pelukis secara gamblang akan terlihat karakter kepribadiannya. Bagi yang sudah sangat dalam memahami seni lukis, kedalaman pemikiran si pelukis juga dapat ditangkap oleh penikmat seni yang berpengalaman.

Lukisan mencerminkan apakah saat melukis si pelukis dalam keadaan marah,gairah, galau,jatuh cinta, putus asa semua nampak dengan jelas terlihat dari permainan warna dan bentuk serta sapuan kuas. Selamat Berkarya!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline