Lihat ke Halaman Asli

Jangan Remehkan Laju Sepeda...

Diperbarui: 19 Desember 2016   18:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Sepeda merupakan salah satu moda transportasi yang cukup sederhana. Dibangun dari kumpulan besi atau lebih tepatnya logam--karena sepeda akhir2 ini menggunakan material logam yang lebih ringan, di tambah unsur lainnya seperti ban dan piranti lainnya menjadikan sepeda sebagai moda transportasi yang digemari meski untuk jangkauan yang relatif dekat.

Tak seperti saudara kembarnya yang sudah dibekali dengan mesin, tentu saja sepeda manual tak terlalu tangguh juga jangkauannya relatif terbatas. Selain itu simbol "v" yang dihasilkan dari sepeda relatif kecil karena dipengaruhi jarak tempuh dan waktu yang dibutuhkan sama-sama besar kata Pak Guru IPA menerangkan di waktu lalu. Namun beberapa jenis sepeda juga bisa melaju cukup cepat apalagi jika sudah mencapai kecepatan yang konstan.

Namun tampaknya beberapa pengguna jalan agak memandang remeh kecepatan yang dihasilkan sepeda. Tak hanya pengendara kendaraan bermotor, para pejalan pun beberapa juga agak terlena dengan kecepatan sepeda yang dalam pikirannya sebagai moda transportasi yang "lamban". Tentu ini menjadi potensi kecelakaan di jalan. Perpaduan antara besi-besi, kecepatan ditambah dengan sedikit taburan adrenalin sudah cukup membuat tumbukan yang fatal. Seberapa sih kuatnya potongan daging kita menghadapinya? Pun kalau lepas dari tumbukan, pesepedalah yang bersiap2 menghadapi bencana selanjutnya. Mudah2an sih selamat, tapi jantungan tetep sudah pasti deg2 ser.

Dan hal inilah yang menjadikan salah satu risiko kecelakaan yang mungkin terjadi di jalan. "Meremehkan" memang seharusnya kata yang tak lagi dipakai jalan. Dan sebagai gantinya, kata kewaspadaan lah yang sudah sepatutnya dibawa.

Beberapa aktivitas yang terkait dengan meremehkan kecepatan sepeda antara lain:

1. Menyeberang jalan meski ada sepeda melaju.

Jangan gara2 pepatah populer "Maju terus pantang mundur" atau "Jangan pernah menatap masa lalu" terus dijadikan acuan buat menyeberang. Sesekali tengoklah sesama dengan penuh kasih sayang. Sesama pengguna jalan maksudnya.

2. Berbelok secara mendadak.

Spontanitas di beberapa hal memang diperlukan. Baik malahan. Namun jika kau berbelok dengan alasan spontanitas dalam tanda petik...hmmm ini juga bikin detak jantung berhenti sejenak. #deg #seeer.

3. Berbelok kiri dari gang tanpa melihat ke arah kanan.

Beberapa rambu memang tertulis kiri jalan terus.Untuk memperlancar lalu lintas pastinya. Saya sih berprasangka mungkin karena terlalu menghayati rambu itu hingga keluar gang pun dengan tanpa dosa melaju kiri jalan terus. "Hai kami masih makhluk nyata loh, sama2 pengguna jalan..." sambil geleng2 kepala.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline