Lihat ke Halaman Asli

Handphone Gusdur Juga Pernah Dicuri Porter

Diperbarui: 13 Januari 2016   00:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PARA pengguna pesawat saat ini sedang tersita perhatiannya dengan kasus temuan CCTV yang merekam kejadian seorang porter maskapai murah meriah yang paling laris saat ini, sedang membedah isi tas penumpang yang ketahuan membawa barang berharga. Bermodal sebatang pulpen, dengan mudah sang porter merobek badan tas penumpang dan mengeluarkan isi di dalamnya. Mengamankan dengan cekatan sebuah benda kecil, mungkin cincin, mungkin kalung, atau sejenis barang mahal lainnya ke dalam mulut. Untuk barang yang lebih besar dan tidak mungkin cukup ditaruh dalam mulut, disimpannya dengan sangat rapi dan tersembunyi dibalik pakaian.

Semua mata tertuju pada layar televisi yang menayangkan rekaman tersebut. Pada rekaman berikutnya, sekelompok polisi beraksi melakukan penangkapan beberapa porter. Rupanya ada beberapa porter yang juga melakukan aksi serupa namun tidak tertangkap oleh peralatan mata-mata yang diciptakan Walter Bruch asal Jerman tahun 1945 untuk mengamati peluncuran roket V-II.

Akan halnya warga Jerman yang begitu antusias menyaksikan kemajuan teknologi mereka, rakyat Indonesia pun demikian pula. Menyaksikan betapa durjananya kelakuan para porter yang seharusnya menjaga barang yang dititipkan pada mereka untuk diurus dengan penuh tanggungjawab. Jangankan mereka yang bolak-balik bepergian dengan pesawat. Mereka yang jarang, atau sama sekali belum pernah bepergian dengan pesawat kecuali hanya sesekali menyempatkan berhenti sejenak di dekat bandara dan mendongak ke atas ketika kebetulan sebuah pesawat melintas di atas kepalanya, turut pula menyimak dengan serius berita heboh tersebut.

Entah apa yang ada dibenaknya. Jika suatu hari kelak mendapat kesempatan naik pesawat itu. Mungkin tak satu barangpun bakal dititipkan di bagasi. Walau hanya selembar pakaian dalam. Atau jangan-jangan dia langsung bersumpah dalam hati, tak akan sekalipun mau naik pesawat dari maskapai itu seumur hidupnya, kecuali digratiskan.

Banyak pula yang berkomentar dan memaklumi dengan menghubungkan kepantasan sebagai maskapai bertarif murah. Sehingga pelayanannya jelek. Petugas-petugasnya bergaji rendah dan terpaksa mencari penghasilan tambahan dari jalur yang tidak wajar. Coba mereka dikasih gaji tinggi dan memperketat seleksi penerimaan, sehingga yang diterima di maskapai itu hanyalah mereka yang memang benar-benar berakhlakul karimah.

Lihat saja akhlak mereka yang diterima di maskapai itu, rata-rata di bawah rata-rata. Bukan cuma pegawai rendahan yang jadi porter. Mereka yang berada di level tinggi dan biasa berada di ketinggian atmosfir pun, pernah diterpa berita yang macam-macam. Dan apakah ini memang sebuah kebetulan, kejadian memalukan ini juga terjadi di maskapai yang, diakui ataupun tidak, banyak berjasa dengan masyarakat Indonesia dengan tiketnya yang super terjangkau itu.

Cerita tentang seorang kapten pilot yang mengumumkan sesuatu lewat pengeras suara di kabin pesawat kepada penumpang dengan suara yang diselipi desahan-desahan, laiknya seorang suami yang sedang keenakan dimanja istrinya di malam pengantin, memperpanjang daftar hitam maskapai ini. Kejadian ini kemudian dilaporkan oleh seorang penumpang dan sempat menjadi pemberitaan yang menghebohkan. Menurut dugaan, sang pilot dan pramugarinya ini memang lagi asyik masyuk. Indehoi dalam kondisi pesawat dalam keadaan stabil di cuaca yang sedang sangat bersahabat dalam penerbangan, memang jadi sesuatu yang menantang adrenalin.

Pikir sang pilot, dari pada nggak ada kerjaan, mending ngerjain sesuatu bersama pramugari. Walhasil, konsentrasi yang harusnya tetap tertambat pada tuas-tuas pengendali pesawat yang jumlahnya tidak sedikit itu teralihkan ke “tuas” lain yang justru kini dikontrol sepenuhnya oleh tangan lembut sang pramugari, dengan penuh seksama, dan dalam tempo yang senikmat-nikmatnya. Dan di luar kesadaran, ketika pada saat yang bersamaan dia tiba-tiba teringat pula akan kewajibannya mengumumkan sesuatu yang maha penting. Celakanya, sang pilot sudah tak sanggup lagi mengontrol pitch suaranya dengan sempurna. Maka yang terucap kemudian justru desahan-desahan yang membawanya pada ujung kesialan. Dipecat dari pekerjaan karena dilaporkan salah seorang penumpang.

Belum lagi sederet aib yang dibukukan maskapai ini oleh polah para pilot dan pramugarinya yang kedapatan berpesta sabu, di hotel dan di dalam kokpit pesawat. Pada saat pesawat sedang berada di sela awan. Sungguh menggemaskan kelakuan mereka.

Sebelum prilaku layak sensor ini sempat menghebohkan jagat pemberitaan di alam nyata maupun di dunia maya, kejadian serupa juga pernah terjadi. Hampir tidak berjarak jauh dari heboh desahan sang pilot ini. Sebuah maskapai penerbangan di luar negeri juga dilaporkan penumpangnya karena pilotnya malah berbuat lebih parah. Mengumumkan iklan berlabel XXX. Kalau di penerbangan tanah air terbiasa dengan iklan jualan produk seperti jam tangan, baju, parfum, miniature pesawat maupun aksesoris lainnya yang dijual dan diumumkan oleh pramugari di tengah penerbangan. Kalau ini, di maskapai penerbangan luar negeri ini, si pilot malah menawarkan pramugarinya untuk dinikmati oleh penumpang yang ingin merasakan kehangatan seksual dari sang pelayan penerbangan. Tempat eksekusinya dimana lagi kalau bukan di pantri belakangan, kokpit pilot, dan WC pesawat.

Pantas saja, kata seorang yang pernah ikut menumpang di pesawat ini, ketika dia ingin buang hajat, pintu WC pesawat mendadak sulit dibuka dan dia pernah mendengar suara-suara aneh dari dalam ruangan kecil berpenutup bahan dari alumunium tersebut.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline