Lihat ke Halaman Asli

Belajar dari Jam (waktu)

Diperbarui: 25 Juni 2015   09:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Assalamu’alaikum wr. wb.

Salam sejahtera untuk kita semua...

“What U See is What U Learn”
Konsep ini bermula dariii emmm dari mana yaa... dari pikiran saya.. hhehehee
Baik gak usah panjang lebar sebaiknya saya mulai saja apa yang saya “lihat” dan saya “pelajari” kali ini.
Foto anda lihat saja dibawah ini :
Foto di atas saya ambil ketika saya bekerja di kantor dan saat itu di pagi hari, yaa setidaknya anda sudah mengetahui itu, karna jam di atas menunjukkan pukul 8, tapi terus terang masih juga tersamarkan, mungkin juga itu jam 8 malam kan...?. hhehehee
Tapi kali ini saya gak ngebahas tentang PT (perseroan terbatas) atopun tentang perkebunan kelapa sawit, melainkan tentang JAM.
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) jam itu :
1. Alat untuk mengukur waktu;
2. Waktu yg lamanya 1/24 hari (dr sehari semalam);
3. Saat tertentu;
4. Waktu; saat;

Menurut wikipedia.com Jam adalah sebuah unit waktu. Lama sebuah jam adalah 1/24 (satu perduapuluh empat) hari. Satu jam bisa dibagi menjadi unit waktu yang lebih kecil lagi.
Satu jam terdiri dari:
- 60 menit
- 3600 detik
Istilah jam atau dalam bahasa Inggris clock berasal dari bahasa Latin, clocca. Istilah ini sudah mulai digunakan sejak abad ke-14 sebagai alat penentu waktu. Jadi, pada saat itu, orang sudah terbiasa untuk bertanya, “Jam berapa sekarang?” atau “Berapa jam perjalanan Anda?”, seperti yang kita lakukan saat ini. Perkembangan jam di dunia berlangsung dalam kurun waktu yang sangat panjang.
Jam Pasir
Sekitar 3.500 SM, orang-orang masih menggunakan matahari untuk mengetahui waktu. Bentuknya sangat sederhana, sebuah plat berbentuk lingkaran dengan tongkat kecil di tengahnya. Tongkat yang terkena matahari itu berfungsi sebagai informasi waktu.
Dengan melihat jatuhnya bayangan tongkat pada lingkaran plat, orang mengetahui waktu pada saat itu. Pada 1.300 SM, Ctesibus dari Alexsandria membuat jam dengan menggunakan instrumen pasir.
Pasir yang diisi di dalam tabung itu jatuh ke bawah melewati bagian tabung yang sempit untuk menunjukan waktu tertentu. Lalu, tabung itu dibalik 180 derajat untuk mengulangi pengukuran waktu. (anneahira.com)
Tapi pada intinya kita semua harus bertanya jauh di dasaar hati kita :
“Seberapa jauh kita sudah mengenal jam atau waktu tersebut?”

ALLAH (Tuhan) pun bersumpah atas nama WAKTU.. bener-bener waktu itu sesuatu banget. Harus serius kalo usah ngebahas tentang waktu. Orang yang merugi itu orang yang apabila hari ini sama dengan hari kemaren, sama sajaaa sudah rugi gimana kalo lebih buruk coba’..?!
Tapi kalo mau jadi beruntung kita harus berusaha menjadi pribadi yang lebih baik lagi dari hari yang sebelumnya. (saya jg msh tahap blajar )
Menukil dari artikel Nufransa Wira Sakti tentang manajemen waktu, kalo kita mau berbicara tentang waktu belajarlah pada rakyat Jepang. Jepang sangat terkenal karena masyarakatnya mempunyai disiplin waktu yang sangat tinggi. Dirunut ke akarnya, ternyata salah satu budaya Jepang ini berasal dari budaya bercocok tanam padi. Negeri sakura ini memiliki empat jenis musim setiap tahunnya, sehingga mereka hanya dapat memanen padi sekali dalam setahun.
Dengan kondisi demikian, para petani Jepang jaman dahulu dipaksa dan harus berdisiplin waktu agar padi yang mereka tanam dapat dipanen sesuai dengan waktunya sesuai dengan musimnya. Bila gagal panen mereka tidak bisa makan nasi selama setahun. Waktu tanam harus sesuai dan pas jadwal yang telah ditetapkan.
Kebiasaan bertahun-tahun dalam bercocok tanam membuatnya menjadi suatu kebiasaan dan budaya bagi masyarakat Jepang. Segala sesuatunya dibuat berdasarkan waktu yang telah diatur. Jadwal kedatangan kereta, bus dan alat transportasi lainnya dibuat secara presisi sehingga membuat kepastian bagi orang yang hendak bepergian dari suatu tempat ke tempat lainnya.
Jepang juga taat pada standar waktu. Jadwal pelajaran/kuliah per hari di setiap kampus/sekolah dibuat sama. Penunjuk waktu pada tempat umum juga dapat dipastikan sama waktunya. Untuk jam elektronik di tempat umum seperti stasiun kereta dibuat terpusat agar memudahkan pengaturan standarisasi waktunya. Penunjuk waktu pada setiap stasiun televisi juga sama dan standar.
Beda banget sama di stasiun tipi di negara saya yaa.... hhehehee

Banyak belajar dari negeri lain insyALLAH akan semakin menambah wawasan kita, yaa setidaknya kita tau apa itu jam/waktu.
Barangsiapa bisa menguasai WAKTU maka dia akan bisa menguasai segalanya, rejeki, umur, jodoh, dll.
“Demi masa (waktu), sesungguhnya manusia dalam keadaan rugi, kecuali yang nasehat-menasehati dalam kebajikan, dan nasehat-menasehati dalam kesabaran.”
Semua masih tahap belajar, jadi kesalahan adalah guru yang paling baik.

Demikian bahasan saya dalam konsep baru “What U See is What U Learn” mengenai Jam/Waktu, semoga bisa bermanfaat. Dan tidak lupa kami ucapkan terimakasih atas sumber-sumber yang bermanfaat di atas yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

Wassalamu'alaikum wr.wb.

Sumber:
www.wikipedia.com
www.anneahira.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline