Lihat ke Halaman Asli

Upaya Pencegahan Penurunan Kadar Hemoglobin Selama Menstruasi Pada Remaja Putri di SMAN 2 Situbondo

Diperbarui: 30 Agustus 2023   00:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada saat menstruasi wanita tidak hanya kehilangan zat besi tetapi juga mengalami kehilangan basal, jadi bila ditotal wanita perhari mengalami kehilangan zat besi sebanyak 1,25 mg. Volume darah yang keluar setiap bulannya berkisar 30-50 cc.

Selama masa menstruasi, kadar hemoglobin pada rentang 10,4-10,5 gr% dengan kategori anemia ringan dan akan mengalami penurunan selama masa menstruasi sebanyak 0,4-1,27 gr%. Kondisi tersebut menyebabkan wanita mengalami anemia. Banyak darah yang keluar berperan pada kejadian anemia, karena wanita tidak mempunyai persediaan Fe yang cukup dan absorpsi Fe ke dalam tubuh tidak dapat menggantikan hilangnya Fe saat menstruasi.

Anemia ditandai dengan rendahnya konsentrasi hemoglobin dari nilai ambang batas yang disebabkan rendahnya produksi sel darah merah (eritrosit) dan Hb, meningkatnya kerusakan eritrosit atau kehilangan darah yang berlebihan. Apabila kekurangan zat gizi besi maka dapat menyebabkan anemia yang berdampak buruk pada remaja putri yaitu diantaranya menurunkan daya tahan tubuh sehingga penderita anemia mudah terkena penyakit infeksi, menurunnya kebugaran dan ketangkasan berpikir karena kurangnya oksigen ke sel otot dan sel otak, menurunnya prestasi belajar dan produktivitas kerja ataupun kinerja.

Respon yang sering ditemui adalah 5 L (Lesul, Letih, Lemah, Lelah, Lalai), disertai sakit kepala dan pusing ("kepala muter"), mata berkunang-kunang, mudah mengantuk, cepat capai serta sulit konsentrasi. Secara klinis ditandai delngan "pucat" pada muka, kelopak mata, bibir, kulit, kuku dan telapak tangan.

Remaja putri di SMAN 2 Situbondo mendapatkan tablet Fe setiap minggunya untuk dikonsumsi, namun dari data yang di dapat pada bulan Januari 2023 terdapat 103 siswi (56,5%) yang mengalami anemia.

Peraturan Menteri Kesehatan No. 88 tahun 2014 telah menetapkan dosis suplementasi tablet Fe pada wanita usia subur (termasuk remaja) adalah 1 tablet setiap minggu dan 1 tablet setiap hari pada masa haid. Tidak hanya dengan suplementasi, namun diimbangi dengan meningkatkan asupan makanan sumber zat besi dengan pola makan bergizi seimbang, yang terdiri dari aneka ragam makanan, terutama sumber pangan hewani yang kaya zat besi (besi heme) dalam jumlah yang cukup sesuai dengan AKG. Selain itu juga perlu meningkatkan sumber pangan nabati yang kaya zat besi (besi non-heme), walaupun penyerapannya lebih rendah dibanding dengan hewani. Makanan yang kaya sumber zat besi dari hewani contohnya hati, ikan, daging dan unggas, sedangkan dari nabati yaitu sayuran berwarna hijau tua dan kacang-kacangan.

Alasan remaja putri tidak mengonsumsi tablet Fe karena bau yang amis, merasa mual sehingga menimbulkan rasa tidak suka terhadap tablet Fe. Faktor pemicu penyerapan dapat diperoleh dari konsumsi sayur dan buah yang kaya akan vitamin C, sementara faktor penghambat penyerapan zat besi berupa minuman berkafelin seperti kopi, teh dan minuman bersoda.

Suplementasi Tablet Tambah Darah (TTD) pada remaja putri dan wanita usia subur merupakan salah satu upaya pemerintah Indonesia untuk memenuhi asupan zat besi. Pemberian TTD dengan dosis yang tepat dapat mencegah anemia dan meningkatkan cadangan zat besi di dalam tubuh

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline