Lihat ke Halaman Asli

Ariska Avrillyani

Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakara

Sebuah Resensi: Potret Perjuangan 45 dalam Novel "Di Tepi Kali Bekasi"

Diperbarui: 30 Oktober 2024   08:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Pribadi

Identitas Buku

Judul Buku: Di Tepi Kali Bekasi

Pengarang: Pramoedya Ananta Toer

Penerbit: Dinas Balai Pustaka

Tahun Terbit: 1957

Jumlah Halaman: 339

Sinopsis

"Bekasi..... Bekasi, tempat jang membekas di hati"

Novel "Di Tepi Kali Bekasi" menjadi salah satu novel Pramoedya Ananta Toer yang menceritakan perjuangan dan perlawanan rakyat Indonesia pada masa revolusi. Fun fact, bahwa novel ini sesungguhnya baru satu perempat dari naskah aslinya, sedangkan tiga perempatnya sudah disita oleh Nefis dan tidak dikembalikan. Novel ini mengisahkan pemberontakan rakyat Bekasi terhadap Belanda, emosi mereka berkecamuk melihat dengan mata kepalanya sendiri, banyak rakyat Bekasi yang tidak berdosa, yang tidak mengenal umur, harus mati ditembaki.

Hal ini mendorong rakyat Bekasi, khususnya para pemuda amatir yang hanya memiliki sejumput pengalaman di militer. Novel ini bercerita pada perjuangan tiga orang serangkai, yaitu Farid, Amir, serta Soerip yang merantau ke Cikampek dan bersikeras ingin menjadi pasukan militer dengan didorong rasa nasionalisme yang begitu besar. Meski tidak memiliki pengalaman perang yang cukup, tidak memiliki strategi, dan tidak paham cara menggunakan senjata yang baik dan benar, hal itu tidak melunturkan semangat mereka untuk melawan penjajah yang sudah menindas warga pribumi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline